JAKARTA - Ratusan driver Go-Jek berkumpul di dekat Halte Gelora Bung Karno yang diduga hendak melakukan aksi sweeping kepada sopir taksi pada Selasa 22 Maret 2015 sore.
Satgas Go-Jek, Rohim mengatakan rekan-rekannya terpancing dengan informasi yang tak jelas. Oleh karenanya, mereka membentuk gerombolan dan berkumpul dekat Halte Gelora Bung Karno tersebut.
"Mereka terpancing dengan informasi yang kurang jelas, mereka membentuk gerombolan yang banyak," kata Rohim, Rabu (23/3/2016).
Saat disinggung siapa yang sudah mengakomodir ratusan driver Go-Jek tersebut, Rohim pun tak tahu. Informasi itu terjalin sedemikian cepatnya melalui media sosial BBM dan Whatsapp.
"Saya tidak tahu ya, cepat banget dari WA, BBM saling komunikasi," imbuhnya.
Perkumpulan mereka itu diketahui oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti. Krishna lantas membubarkan ratusan driver berjaket hijau itu.
Rohim mengaku, saat itu dirinya beserta rekan-rekannya menuruti perintah kepolisian untuk pulang ke rumah dan tak ikut bentrok. Namun entah kenapa, setibanya di depan kantor SCTV, Senayan, mereka justru digiring ke Polda Metro Jaya.
Ia mengaku heran melihat arahan kepolisian tersebut, pasalnya diantara mereka sama sekali tak ada yang ikut bentrok.
"Kita dari TVRI sudah arahkan mereka semua pulang jangan sampai ikut bentrok. Kita minta supaya balik semua dan mereka kondusif, tapi kira-kira dari depan SCTV Senayan kita dibawa ke sini. Kami di TVRI cuma bergerombol saja dengan jumlah banyak, saya sudah ingatkan jangan sampai bentrok dan teman-teman kooperatif," tegas Rohim.
(Susi Fatimah)