KLATEN - Warga Dusun Brengkungan Rt 11/05 Desa Pogung, Cawas, Klaten, Jawa Tengah membantah bila para warga telah melakukan penolakan terhadap rencana autopsi jenazah Siyono.
Harjono salah satu warga mengatakan, sebaliknya warga mempertanyakan apa motif keluarga Siyono yang ngotot agar jenazah Siyono itu diautopsi. Padahal, sebelumnya keluarga secara tegas menolak bila jenazah Siyono diautopsi.
"Tapi sekarang malah meminta untuk dilakukan autopsi, ada apa. Kami bukannya menolak, cuma untuk mengantisipasi. Silahkan saja keluarga untuk mengautopsi Siyono. Tapi tolong, jelaskan pada kami apa motifnya," papar Harjono, Rabu (30/3/2016).
Harjono mengatakan seharusnya keluarga Siyono bisa untuk tetap ikhlas dan menerima kenyataan yang dialami putranya tersebut. Sebab, kejadian itu sudah terjadi dan kalaupun dilakukan otopsi, tidak akan merubah apapun.
"Kalau tadinya sudah ikhlas menerima, ya sudah. Kenapa sekarang berubah. Lagian, sekalipun itu diotopsi, tidak akan merubah apapun. Karena itu semua sudah terjadi," ujarnya.
Yang pasti, ungkap Harjono, sekalipun jenazah Siyono akhirnya diautopsi, warga masih mau menerima jenazah Siyono kembali dimakamkan di pemakaman semula.
Sementara itu, pantauan Okezone di tempat di mana jenazah Siyono dimakamkan, tidak ada aktivitas menonjol yang terlihat.
Makam tanpa batu nisan tersebut letaknya di pinggir dan terlihat basah akibat air hujan. Di makam Siyono, terlihat ada salah satu orang yang mengaku bernama Fatah dari Muhammadiyah.
Fatah mengaku menyesalkan adannya penundaan autopsi jenazah Siyono. Sebagai kader Muhammadiyah, Fatah meminta agar autopsi Siyono cepat dilakukan.
"Autopsi harus jalan terus, jangan ditunda-tunda. Biar semuannya jelas," ujarnya singkat.
(Khafid Mardiyansyah)