JAKARTA - Upaya tim dari PP Muhammadiyah dalam mengungkap dugaan tindak kekerasan di balik kematian terduga teroris asal Klaten, Siyono patut diapresiasi. Bahkan, hal tersebut menginspirasi para keluarga petugas kebersihan PTT ISS.
Mereka berharap PP Muhammadiyah berani mengungkap adanya dugaan rekayasa dalam kasus kekerasan seksual di Jakarta Intercultural School (JIS) yang menjadikan pekerja kebersihan tersebut mendekam di selama delapan tahun di penjara.
Orangtua salah satu petugas kebersihan, Zainal Abidin, Ali Subrata mengatakan, pengungkapan kasus Siyono dapat memberi harapan akan adanya keadilan terhadap para terpidana kasus JIS.
Sebab kata dia, sejak kasus ini bergulir pada April 2014, tidak ada satupun bukti yang bisa menunjukkan bahwa pekerja kebersihan telah melakukan tindak pidana yang dituduhkan.
Menurutnya, sama halnya kasus Siyono di Jawa Tengah, kematian Azwar juga penuh dengan keganjilan. Di mana polisi dalam keterangannya mengklaim jika Azwar tewas akibat meminum cairan pembersih kamar mandi. Sementara wajah Azwar nampak penuh luka lebam dengan kondisi bibir pecah.
"Saya percaya bahwa rangkaian kejanggalan dalam penerapan hukum serta kematian almarhum Azwar yang tidak wajar adalah kunci utama untuk mengungkap ketidakadilan dalam kasus ini. Kasus JIS ini adalah bukti bahwa orang-orang kecil selalu dikorbankan untuk kepentingan uang dan orang kaya,” tegas Ali di Jakarta, Selasa (26/4/2016).