MEDAN - Dua perompak menyambangi kapal yang ditumpangi kru Salam TV di perairan Belawan, Medan, Sumatera Utara kemarin siang. Perompak membawa kabur tas berisi peralatan liputan seharga ratusan juga rupiah. Seorang kru tewas akibat tenggelam dalam peristiwa itu dan seorang lainnya mengalami luka bacok di tangan.
Fadlan (29), kru yang mengalami luka bacok menceritakan kronologi perompakan di Perairan Belawan yang mengakibatkan rekannya bernama Zulfan (38) tewas tenggelam.
Kru Salam TV berjumlah tiga orang yakni, Zulfan, Fadlan dan Safaruddin berserta seorang narasumber Ustaz Abu Umail semula menumpangi kapal nelayan AL Izah milik Andi. Mereka berangkat pada Rabu 27 April 2016 pukul 06.30 WIB dari Kampung Kolam Belawan.
Setelah selesai syuting mereka hendak kembali ke darat. Namun, dalam perjalanan kapal didatangi oleh sebuah perahu kayu dengan dua orang awak. Lalu dua orang tersebut meminta minum kepada kru Salam TV.
Fadlan lantas memberikan dua botol minuman kepada dua orang tersebut. Tapi tiba-tiba salah satu dari pelaku menarik tas berisi kamera dan perlengkapan liputan lainnya, dari atas kapal yang ditumpangi Fadhlan.
"Setelah tas ditarik ke perahu perompak itu, saya, bang Zulfan dan Andi lompat ke perahu mereka untuk mengambil tas. Saat bergumul saya mau ditusuk pakai parang oleh seorang pelaku," jelas Fadlan saat dihubungi Okezone, Kamis (28/4/2016).
Jari-jari tangan Fadlan terluka karena berusaha menahan parang yang hendak ditusukkan pelaku ke tubuhnya. Setelah itu, Fadlan dan seorang pelaku terjatuh ke laut. Fadlan mengaku seperti ada yang mendorongnya.
"Andi dan bang Zulfan masih di atas kapal perompak. Sedangkan Ustaz dan pak produser berada di perahu kami. Pada saat kejadian kondisi kedua perahu masih melaju terus. Namun, tiba-tiba perahu kami mati. Mereka naik perahu kecil, namun mesinnya lebih bagus," ujarnya.
Setelah itu, Fadlan melihat Andi dipukul badannya menggunakan rantai oleh pelaku yang masih berada di kapal. Andi kemudian ikut jatuh ke laut. Sementara Zulfan dipukul kepalanya menggunakan balok kayu,
"Andi lalu jatuh ke laut juga. Lalu pelaku kabur. Seingat saya, yang lari itu hanya satu orang di atas perahu. Sedangkan satu orang yang jatuh saat berantam dengan saya hilang. Enggak kelihatan lagi, semoga saja dia mati. Tapi kalau mati, mayatnya tidak ada," ungkap Fadlan.
Setelah para perompak kabur, Fadlan menyelamatkan diri dengan berenang menuju perahu yang mereka tumpangi. "Saya berenang. Tapi jarak saya ke bang Zulfan lebih jauh lagi. Di sana Andi mencoba menyelamatkan bang Zulfan. Kondisi saat itu, bang Zulfan pingsan," jelasnya.
Karena kondisi mesin perahu yang mereka tumpangi mati, Ustaz Abu dan Safaruddin mencoba menyelamatkan Zulfan dengan mendayung perahu menggunakan kayu. "Saya sudah di perahu. Karena mesin mati. Mereka mendayung menggunakan kayu. Jarak ke bang Zulfan dan Andi jauh. Lama kami sampai ke tempat mereka jatuh. Di situ Andi merangkul bang Zulfan supaya tidak tenggelam," tambah Fadlan.
Setelah memakan waktu cukup lama, perahu yang mereka tumpangi akhirnya sampai ke lokasi Zulfan dan Andi. Namun, karena Zulfan tidak sadarkan diri dan Andi juga terluka, tubuh Zulfan sulit diangkat ke perahu.
"Pertama ada nelayan lewat. Tapi tidak mau menolong kami. Lalu ada nelayan yang dekat datang dan membantu mengangkat bang Zulfan. Setelah diangkat baru kami tahu bang Zulfan sudah tidak ada. Mulutnya bukan keluar air lagi, tapi sudah keluar buih," tutur Fadlan.
(Risna Nur Rahayu)