Kudeta Militer Pasukan Elite Kesultanan Ottoman Turki

Silviana Dharma, Jurnalis
Senin 25 Juli 2016 07:06 WIB
Ilustrasi. Kesultanan Utsmaniyah di Turki. (Foto: Wikipedia)
Share :

Era Stagnan (11 November 1603-26 Januari 1699)

Namun begitu, setelah Mehmed III mangkat pada 1603, Kesultanan Ottoman mengalami masa stagnan. Tidak ada kemajuan berarti, meski perekonomian dan politik negara masih terbilang stabil.

Kondisi itu nyatanya tidak berlangsung lama, sultan-sultan pasca-Ahmed I tidak ada yang benar-benar kuat dan bisa menyatukan rakyatnya. Mustafa I yang meneruskan kekuasaan saudaranya, dilengserkan paksa karena menderita keterbelakangan mental.

Posisinya digantikan oleh keponakan laki-lakinya, Osman II. Namun kekuasaan sultan muda itu juga tidak menyenangkan. Pada momen inilah, kudeta militer pertama yang dimotori oleh pasukan elit rezim dinasti Ottoman (Yenisari) terjadi.

Berdasarkan catatan sejarah yang masih memicu polemik, sultan yang sebenarnya cerdik ini dihukum gantung atas perintah Wazir Agung (Perdana Menteri) Kara Davut Pasha. Setelah lebih dulu dibuat lemas oleh prajurit kavaleri yang mengompres buah zakarnya.

Ketika Sultan Ibrahim berkuasa pada 1640-1648, putra Ahmed I ini juga berakhir dimakzulkan dari jabatannya. Akan tetapi, berbeda dengan saudaranya (Osman II), Ibrahim dikudeta oleh sekelompok syekh Islam atau ulama di negaranya.

Ibrahim mati dicekik di Istanbul pada 18 Agustus 1648, atas perintah Wazir Agung Mevlevi Mehmed Pasa atau dikenal juga sebagai Sofu Mehmed Pasha.

Sultan-sultan yang lengser akibat dimakzulkan pada era stagnan ini, antara lain Mehmed IV pada 8 November 1687 karena membuat Ottoman kalah dalam Perang Mohacs Kedua. Lalu, Mustafa II digulingkan oleh Yenisari melalui upaya kudeta yang dikenal dengan nama Peristiwa Edirne pada 22 Agustus 1703.

Era Kemerosotan (26 Januari 1699-9 Januari 1792)

Banyaknya tragedi kudeta oleh militer dan ulama di negara yang mengedepankan kekhalifahan Islam ini, secara otomotis membawa Ottoman memasuki era kemunduran parah. Meski begitu, hanya ada satu sultan pada era ini yang mewariskan takhtanya dengan terpaksa. Yakni, Sultan Ahmed III yang dikudeta oleh Yenisari di bawah pimpinan Patrona Halil pada Oktober 1730.

Keruntuhan Turki Ottoman (9 Januari 1792-1 November 1922)

Kesultanan Turki pun memasuki era keruntuhan, di mana kudeta militer mewarnai hampir seluruh akhir masa jabatan para sultan yang berkuasa. Kudeta militer pertama dan terbesar di era ini menimpa Selim III, Putra dari Mustafa III.

Pada masa ini, Turki Otoman telah kehilangan banyak daerah kekuasaan. Selim III yang banyak terinsipirasi oleh revolusi Prancis berupaya melakukan pembaruan yang agak kebarat-baratan, termasuk merombak militernya pada 1805.

Reformasi yang diinginkan Selim III sayangnya tidak mendapat dukungan, Yenisari dan kaum konservatif Turki lantas marah dan melakukan pemberontakan. Di bawah pimpinan Kabakci Mustafa, para pendukung terkemuka dari reformasi dibunuh.

Kekuasaan selanjutnya beralih pada sepupunya Mustafa IV. Sultan yang satu ini memaafkan para pemberontak dan menjalin hubungan baik dengan Yenisari, hingga membubarkan tentara baru bentukan Selim III.

Hanya setahun mengecap manisnya bulan madu, Mustafa IV juga digulingkan oleh pemberontakan yang diketuai komandan militer sekaligus Wazir Agung Alemdar Mustafa Pasha.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya