BANGKOK – Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan, rangkaian ledakan bom yang mengguncang Negeri Gajah Putih dalam beberapa jam terakhir bertujuan untuk menciptakan kekacauan. Sedikitnya empat orang telah dilaporkan tewas akibat ledakan yang terjadi berselang beberapa hari setelah hasil referendum Thailand diumumkan.
“Ledakan bom adalah upaya untuk menciptakan kekacauan dan kebingungan. Kenapa serangan bom terjadi saat negara kita menuju ke arah kestabilan, ekonomi dan pariwisata yang lebih baik – dan siapa yang melakukannya? Anda harus mencari tahu,” ujar Chan-ocha sebagaimana dilansir dari Bangkok Post, Jumat (12/8/2016).
Beberapa saat setelah ledakan terjadi, beberapa pihak mulai berspekulasi mengenai kaitan serangan bom dengan referendum Thailand yang menyetujui konstitusi baru yang diajukan Chan-ocha dengan jumlah suara yang besar. Terlebih lagi, semua ledakan bom hari ini terjadi di daerah yang mendukung konstitusi baru alias pro-konstitusi.
Mengantisipasi ledakan lainnya, PM Chan-ocha telah mengumumkan peningkatan status keamanan nasional dan memperketat penjagaan di berbagai lokasi wisata dan daerah strategis di Thailand. Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) juga telah memberikan pesan keamanan bagi warganya di Thailand, sebuah langkah yang mungkin akan diikuti oleh perwakilan negara asing lainnya.
Rangkaian enam ledakan bom dilaporkan terjadi di Trang pada Kamis 11 Agustus, yang disusul dua ledakan di Hua Hin beberapa saat kemudian. Ledakan berikutnya menghantam kantor polisi di Surat Thani, sedangkan bom terakhir meledak di Loma Park, Phuket.
(Rahman Asmardika)