MADRID – Rusia mengajukan permintaan kepada Spanyol untuk menggunakan Ceuta untuk mengisi ulang bahan bakar kapal induknya. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Spanyol menyatakan akan meninjau ulang permintaan tersebut terlebih dahulu.
“Permintaan untuk singgah sementara tersebut sedang ditinjau ulang saat ini sesuai informasi yang kami terima dari sekutu-sekutu dan juga otoritas Rusia,” bunyi pernyataan resmi Kemlu Spanyol, seperti dimuat Reuters, Rabu (26/10/2016).
Sebagaimana diberitakan, Kapal Induk Adimiral Kuznetsov Rusia berlayar melewati Selat Inggris pada Jumat 21 Oktober 2016. Sejumlah pihak, termasuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), menduga kapal tersebut berlayar menuju Suriah dan dijadwalkan tiba pada awal November 2016.
Spanyol yang juga salah satu anggota NATO, selama ini memberi izin kapal-kapal Rusia untuk merapat di sejumlah pelabuhan. Namun, permintaan tersebut hanya dikabulkan berdasarkan kasus per kasus. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada Spanyol.
“Itu terserah setiap negara untuk memutuskan, sebagaimana kebijakan NATO selama puluhan tahun. Tetapi kami khawatir kapal induk tersebut digunakan untuk meningkatkan serangan terhadap warga sipil di Aleppo. Seluruh sekutu kami menaruh perhatian besar,” ujar Stoltenberg.
Sementara Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan sangat prihatin jika Spanyol mengizinkan Kapal Induk Admiral Kuznetsov berlabuh di Ceuta. Menteri Pertahanan Michael Fallon mengimbau agar seluruh negara anggota NATO berdiri bersama menentang pemberian izin tersebut.
“Kami akan sangat prihatin jika ada anggota NATO sempat mempertimbangkan membantu kapal induk Rusia yang bisa saja digunakan untuk mengebom warga sipil Suriah. Sebaliknya, negara-negara anggota NATO harus berdiri bersama,” tutur Fallon.
(Wikanto Arungbudoyo)