Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ancam Rusia Terkait Rudal Nuklir, Dubes AS untuk NATO Tuai Kecaman

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 03 Oktober 2018 |13:10 WIB
Ancam Rusia Terkait Rudal Nuklir, Dubes AS untuk NATO Tuai Kecaman
Dubes AS untuk NATO, Kay Bailey Hutchison. (Foto: Reuters)
A
A
A

BRUSSELS – Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk NATO menuduh Rusia tengah mengembangkan rudal nuklir baru yang melanggar kesepakatan senjata nuklir antara AS dan Uni Soviet. Dubes Kay Bailey Hutchison mengatakan bahwa AS akan mencari cara untuk menghancurkannya jika rudal itu dapat dioperasikan.

“Jika rudal seperti itu selesai dikembangkan, pada titik itu, kita akan melihat kemampuan untuk menghancurkan rudal Rusia yang bisa menghantam salah satu negara kita," kata Hutchison sebagaimana dilansir RT, Rabu (3/10/2018).

BACA JUGA: NATO Jelaskan Pengiriman 4.000 Pasukan ke Perbatasan Rusia

Dia menegaskan kembali ancaman itu dengan mengatakan bahwa AS dapat melakukan tindakan untuk menghancurkan rudal tersebut saat masih dalam pengembangan.

"Langkah-langkah pencegahan adalah dengan menghancurkan rudal yang sedang dikembangkan oleh Rusia yang melanggar perjanjian."

Perjanjian yang disebutkan Hutchison merujuk pada Traktat Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty/INF), yang melarang penggunaan semua rudal nuklir dan konvensional, serta peluncur mereka, yang memiliki jangkauan antara 500 km sampai 5.500 km. AS mengklaim Rusia telah melanggar perjanjian tersebut, tuduhan yang telah berulangkali ditolak Moskow.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam pernyataan Hutchison yang dianggap agresif dan destruktif itu dan menyatakan bahwa mereka akan meminta respons mendalam dari pakar militer Rusia. Kementerian itu mengatakan bahwa NATO tidak mengerti tingkat tanggungjawab mereka dan bahaya yang ditimbulkan dari pernyataan agresif seperti yang disampaikan Hutchison.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement