JAKARTA – Sebuah kapal tempur berukuran 163 meter x 19 meter x 7,8 meter berlabuh di Tanjung Priok, Jakarta. Di atasnya berkibar bendera putih biru merah, menandakan bahwa kapal yang tengah singgah itu adalah milik Rusia.
Itulah Admiral Tributs, salah satu kapal destroyer atau perusak buatan Uni Soviet yang biasanya dipakai angkatan laut dalam misi memburu kapal selam. Kehadirannya di pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia, yakni dalam rangka meramaikan Indo Defence 2016 Expo & Forum yang merupakan pameran peralatan militer bergengsi dunia.
Membawa 325 awak kapal, kapal militer yang diambil dari nama Laksamana Soviet, Vladimir Filippovich tersebut seharusnya datang beriringan. Namun tiga kapal pendampingnya tidak jadi menepi di Jakarta karena mendapat panggilan tugas lain.
“Sayang situasi berubah. Ketiga kapal yang seharusnya mendampingi kami kemari mendapat panggilan tugas lain dari pemerintah Rusia. Jadi hanya Admiral Tributs yang bisa berlabuh di Jakarta, sisanya berlayar kembali menuju selatan Pasifik India,” terang Laksamana Muda Eduard Mikhailov, yang kini memegang komando atas kapal itu.
Pada kesempatan yang sama, Laksamana Mikhailov menceritakan, proyek 1155 –nama lain Admiral Tributs- sejatinya adalah kapal tempur peninggalan Soviet. Kapal ini pertama kali diluncurkan pada 26 Maret 1983 di Leningrad. Namun misi pertamanya untuk berlayar di kawasan Pasifik baru terjadi tiga tahun berselang.
Dalam sejarahnya, seperti dilansir dari Rusnavy, Kamis (3/11/2016), kapal perusak kelas Udaloy ini telah terbukti ampuh melindungi Soviet dari kapal-kapal musuh di Teluk Persia pada 1987-1988. Selain untung mengintai kapal selam, kendaraan militer Rusia itu juga sering diikutkan dalam pelatihan militer angkatan laut besar-besaran.