SEOUL –Puluhan ribu warga Korea Selatan (Korsel) memadati pusat Kota Seoul menuntut Presiden Park Gyeun-hye untuk segera mundur menyusul skandal yang melibatkan dirinya. Demonstrasi ini merupakan yang terbesar yang terjadi di ibu kota Negeri Ginseng itu sejak 2008.
Berdasarkan keterangan polisi, sekira 43 ribu demonstran ikut serta dalam aksi menyalakan lilin yang berjalan pada Sabtu malam, 5 Oktober. Pihak penyelenggara mengatakan jumlah pengunjuk rasa telah mencapai 100 ribu orang.
Polisi mengatakan pihaknya telah mengerahkan 17.600 personel dan 220 unit kendaraan termasuk bus dan barikade mobil untuk mengamankan protes ini. Mereka berjaga di jalan-jalan dan lorong menuju tempat kediaman resmi Presiden Korsel, Blue House.
“Meski kami hanyalah pelajar, kami merasa tidak bisa lagi tahan dengan masyarakat seperti ini lebih lama lagi, jadi kami ikut serta dalam protes ini bersama teman-teman yang berpikiran sama,” kata Byun Woo-hyuk salah seorang demonstran yang masih duduk di sekolah menengah atas sebagaimana dilansir dari Reuters, Sabtu (5/11/2016).
Park Gyeun-hye diguncang skandal terkait pertemanannya dengan Choi Soon-sil, seorang putri pemimpin sekte keagamaan yang diduga memberi pengaruh terhadap urusan kenegaraan. Choi dituduh memanfaatkan kedekatannya dengan Park untuk kepentingan pribadinya.
Terungkapnya skandal ini menyulut kemarahan warga Korsel. Mereka menganggap Park telah mengkhianati kepercayaan rakyat dan salah mengatur pemerintahannya. Menyusul skandal ini, tingkat kepopuleran Park telah menurun tajam hingga hanya lima persen, yang terendah dalam sejarah Korsel.
Sampai hari ini, belum ada Presiden Korsel yang gagal menyelesaikan masa jabatannya selama lima tahun. Dengan tekanan dari rakyat dan lawan politiknya, Park berkemungkinan menjadi presiden pertama yang melakukan hal itu.
(Rahman Asmardika)