PADA hari ini, 7 Desember 1941, sebuah pesawat pengebom Jepang, dengan simbol matahari terbit berwarna merah di sayapnya, muncul di angkasa Pulau Oahu, Hawai. Kehadirannya diikuti 360 pesawat tempur Jepang lainnya. Mereka terbang rendah, sambil melancarkan serangan mematikan di pelabuhan milik Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbor. Serangan mendadak tersebut membuat kapal perang AS, US Pasific Fleet terpojok. Negara adi daya itu pun tak kuasa menghindari perang dunia II.
Sebelumnya, negosiasi Jepang-AS secara diplomatik dihentikan tanpa mencapai kesepakatan. Presiden Franklin D. Roosevelt dan penasihatnya tahu jika hal tersebut berisiko membuat Jepang melancarkan serangan ke AS. Namun, tampaknya Pemerintah AS tidak membuat langkah antisipasi untuk meningkatkan keamanan Pearl Harbor, salah satu pangkalan laut penting bagi Amerika.
Jepang membombardir Pearl Harbor pada Minggu pagi, saat para personel militer telah diizinkan mengikuti kegiatan ibadah pada pukul 07.02 waktu setempat. Sebelumnya radar telah menangkap sinyal sekelompok besar pesawat tengah terbang dari utara menuju Pearl Harbor. Namun, ketika itu Militer AS mengira jika pesawat-pesawat tersebut adalah penerbangan B-17 angkatan udara AS.
Mereka menyadari tanda bahaya setelah alarm berbunyi, tapi semua sudah terlambat. Jepang telah menjatuhkan serangan mematikannya dan menghancurkan Pearl Harbor.
Persenjataan AS saat itu tak sempat digunakan. Lima dari delapan kapal perang rusak dan tiga di antaranya hancur. Tujuh kapal lainnya tenggelam dan rusak berat, dan lebih dari 200 pesawat hancur. Korban tewas mencapai 2.400 jiwa dan 1.200 lainnya terluka. Meskipun demikian, mereka yang hidup tetap melakukan perlawanan terhadap Jepang.