Pencari Suaka Picu Kerusuhan di Pusat Penahanan Papua Nugini

Emirald Julio, Jurnalis
Minggu 25 Desember 2016 16:07 WIB
Keadaan di ruang makan pasca-kerusuhan (Foto: ABC/Australia)
Share :

LORENGAU – Kepolisian Papua Nugini mengklaim para pencari suaka di pusat penahanan Pulau Manus sempat memicu terjadinya kerusuhan. Dilaporkan, kerusuhan ini juga membuat para pencari suaka mengambil alih dua kamp dan mengusir pada petugas keamanan.

Sersan Thomas Lelepo dari Kepolisian Lorengau mengatakan, para petugas keamanan di pusat penahanan diusir oleh para pencari suaka pada Sabtu 24 Desember 2016 malam. “Terjadi situasi di sana akibat kematian seorang warga (pencari suaka),” ujar Lelepo, sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu (25/12/2016).

Kerusuhan di pusat penahanan tersebut bermula ketika warga Sudan bernama Faysal Ishak Ahmed (27) mendadak pingsan dan dilarikan ke rumah sakit di Australia. Namun pihak Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan menyebut Ahmed mengembuskan napas terakhir di rumah sakit pada Sabtu 24 Desember 2016.

Kematian pria Sudan itu sayangnya tidak ditanggapi serius oleh otoritas Australia, padahal para pencari suaka dan kelompok hak asasi manusia (HAM) mengklaim Ahmed sudah sakit berbulan-bulan. Mereka meminta otoritas Australia agar memberikan bantuan medis kepada Ahmed, tapi permintaan itu tak kunjung datang hingga ia mendadak pingsan dan meninggal dunia.

“Pihak kami menyadari gangguan yang melibatkan sekelompok warga di area ruang makan di Manus. Gangguan itu sudah selesai sekarang. Terdapat kerusakan kecil di bangunan dan tidak ada laporan mengenai korban luka,” ujar juru bicara Departemen Keimigrasian Australia.

Setidaknya terdapat 872 pencari suaka yang saat ini ditahan di Pulau Manus, padahal Mahkamah Agung Papua Nugini sudah memutuskan pada April 2016 bahwa penahanan mereka itu ilegal dan memerintahkan agar kamp pusat penahanan tersebut ditutup.

(Emirald Julio)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya