WASHINGTON – Michelle Obama begitu emosional saat membawakan pidato terakhirnya sebagai ibu negara. Dengan mata berkaca-kaca, tetapi semangat yang berapi-api, ibu dua anak ini mengangkat isu keberagaman. Di hadapan para penasihat di sekolah tinggi AS pada Jumat 6 Januari 2017 waktu setempat, ia menegaskan bahwa AS adalah milik semua orang dari berbagai latar belakang dan jalan hidup.
“Keberagaman kita, perbedaan keyakinan, warna kulit dan kepercayaan, bukanlah ancaman. Semua itu justru yang membuat kita menjadi bangsa yang besar seperti sekarang,” ujarnya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (7/1/2017).
Isu ini menjadi penting, sebab Michelle paham betul akan adanya kekhawatiran yang muncul di kalangan pendatang dengan terpilihnya Donald Trump sebagai suksesor suaminya. Untuk itu, dia berusaha menenangkan rakyatnya.
“Jika Anda atau orangtua Anda adalah imigan, ketahuilah bahwa Anda merupakan bagian dari tradisi Amerika yang membanggakan. Anda semua adalah suntikan budaya baru, talenta dan gagasan, dari generasi ke generasi yang membuat kita menjadi negara terbesar yang ada di muka bumi ini,” sergahnya.
Ia menambahkan, “Jika Anda adalah orang beriman, ketahuilah bahwa perbedaan agama juga merupakan tradisi AS yang membanggakan. Entah Anda Muslim, Nasrani, Yahudi, Hindu, atau Sikh, semua agama itu mengajarkan anak muda kita tentang keadilan, kasih sayang dan kejujuran.”
Michelle termasuk salah satu pendukung yang vokal dalam kampanye pemenangan Hillary Clinton pada pemilihan presiden tahun lalu. Ia banyak bicara di atas panggung sebelum akhirnya menarik diri usai kontes politik tertinggi di Negeri Paman Sam.
Jelang kepindahan keluarganya dari Gedung Putih, Michelle mengaku menjadi ibu negara adalah kehormatan terbesar dalam hidupnya. Selama delapan tahun terakhir, ia sudah menjadi ibu tidak hanya bagi kedua putrinya, Sasha dan Malia, tetapi bagi seluruh bangsa dan negara bagian di AS.
“Jadi itulah pesan terakhir saya sebagai ibu negara untuk para pemuda. Saya ingin anak-anak muda kita tahu bahwa mereka berarti, bahwa mereka memiliki negara ini. Jadi contoh melalui keteladanan dengan harapan, jangan takut. Ketahui juga bahwa saya berpihak pada Anda, membuka jalan bagimu dan bekerja untuk mendukung Anda selama sisa hidup saya,” tutupnya.
(Silviana Dharma)