Ini 14 Fokus Diplomasi Indonesia di 2017

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Selasa 10 Januari 2017 20:54 WIB
Menlu Retno Marsudi menyampaikan pidato pers tahunan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 10 Januari 2017. (Foto: Victor Maulana/Sindonews)
Share :

JAKARTA - "Di tengah ketidakpastian, kita tidak boleh kehilangan harapan. Mari mengawal spirit kerjasama karena setiap hari adalah kesempatan." Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pernyataan pers tahunan di Gedung Nusantara Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu menyatakan tantangan dunia pada 2017 akan lebih besar dari 2016. Akan tetapi, ia memastikan diplomasi Indonesia akan bekerja lebih keras.

"Walaupun kita memproyeksikan besarnya tantangan di 2017, diplomasi Indonesia akan bekerja lebih keras untuk berkontribusi serta menjadikan dunia lebih damai dan sejahtera, di mana setiap manusia dapat menikmatinya," ujar Menlu Retno, Selasa (10/1/2017).

Perempuan yang senang mengenakan bandana tersebut memaparkan fokus diplomasi Indonesia untuk 2017. Jakarta memiliki 14 fokus untuk dilakukan sepanjang tahun ini. Fokus pertama adalah penguatan kontribusi Indonesia di Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN). Indonesia berupaya meneruskan perwujudan visi masyarakat ASEAN 2025 dalam peringatan 50 tahun organisasi tersebut.

Indonesia juga akan memastikan perdamaian dan stabilitas kawasan di Laut China Selatan (LCS). "Perundingan kode perilaku (code of conduct) LCS akan menjadi penting artinya dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan," jelas Menlu Retno.

Kemlu bertekad menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA di Jakarta pada Maret 2017. Indonesia ingin mendorong penandatanganan IORA Concord yang menjadikan IORA sebagai organisasi kawasan yang responsif terhadap tantangan baru dalam usia ke-20.

Selain itu, Indonesia terus mengoptimalkan dukungan bagi pencalonan sebagai anggota tidak tetap DK PBB 2019–2020. Dengan demikian, Indonesia dapat berkontribusi nyata bagi perdamaian global sesuai amanat konstitusi. Indonesia sangat menghargai dukungan negara-negara sahabat untuk pencalonan tersebut.

Indonesia juga ingin mewujudkan vision 4.000 peacekeepers pada 2019, yakni mengirim 4.000 pasukan perdamaian PBB. Indonesia tetap berkomitmen penuh terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Jakarta mendukung penuh resolusi DK PBB 2334 agar Israel menghentikan pembangunan pemukiman ilegal. Indonesia juga terus menggalang tekanan dunia internasional bagi pencapaian two state solution.

Forum Demokrasi Bali (BDF) tak luput dari tujuan diplomasi 2017. Indonesia berencana membuka BDF Chapter Tunisia sebagai penguatan forum yang berusia 10 tahun tersebut. Mengenai masalah perbatasan, Indonesia akan menyelesaikannya secara damai.

Di bidang perdagangan dan ekonomi, kerjasama pembangunan, perdagangan, dan investasi dengan negara-negara pasar potensial akan dilakukan. Indonesia juga mendorong percepatan perundingan kemitraan ekonomi yang sedang berjalan.

Demi semakin memuluskan diplomasi digital, Kemlu meluncurkan pusat komando digital termasuk meluncurkan video blog maupun KemluTV. Demi semakin memastikan kehadiran negara bagi WNI di luar negeri dengan melanjutkan upaya perlindungan preventif, termasuk penguatan database dengan jalan mengintegrasikan data milik Kemlu dengan data BNP2TKI serta Imigrasi.

Terorisme menjadi salah satu tantangan jangka panjang yang dihadapi. Tidak heran, kontra terorisme menjadi prioritas diplomasi pada 2017. Indonesia akan terus memperkuat Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) sebagai pusat pelatihan penanggulangan terorisme.

Dalam mencapai semua itu, Indonesia juga tidak lupa tetap berkomitmen di berbagai bidang. Komitmen dalam perlindungan dan pemajuan HAM akan ditegaskan, dukungan bagi pembangunan berkelanjutan juga akan dikonkretkan, dan terus aktif lewat berbagai forum. (dka)

(Silviana Dharma)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya