TAIPEI – Militer Taiwan mengadakan latihan militer dua hari dengan menyimulasikan serangan dari China di tengah ketegangan hubungan kedua negara. Taipei ingin menenangkan publik dan menunjukkan bahwa pulau itu memiliki strategi dalam menghadapi serangan dari Beijing.
Angkatan bersenjata Taiwan berkumpul untuk latihan tahunan pada Selasa, 17 Januari 2017. Latihan tersebut menirukan skenario serangan dari China saat kapal-kapal perangnya telah melintasi Selat Taiwan.
“Militer memiliki tindakan aktif untuk menghadapi situasi si Selat Taiwan dan Laut China Selatan jadi publik bisa tenang. Kami akan meningkatkan latihan 365 hari dalam setahun,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Chen Chung-chi sebagaimana dilansir Straits Times, Selasa (17/1/2016).
Selain mengadakan latihan militer, Taiwan juga melakukan peningkatan kekuatan tempurnya dengan persenjataan baru yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS). Taipei dilaporkan telah memesan 143 unit pesawat tempur F-16 V untuk memodernisasi jet lawas F-16 A yang sebelumnya digunakan.
Hubungan China dan Taiwan kembali memanas beberapa bulan terakhir setelah percakapan telefon antara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Presiden Terpilih AS Donald Trump. Percakapan itu menimbulkan murka Beijing yang menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya dan bagian dari “Satu China”.
Situasi ini diperparah dengan komentar provokatif Trump yang mengindikasikan akan berupaya menegosiasikan kembali kebijakan “Satu China” yang selama ini diikuti AS. Negeri Paman Sam yang sebelumnya mengakui kemerdekaan Taiwan mengubah sikapnya pada 1979 dan terus menganut kebijakan ini hingga sekarang.
(Rahman Asmardika)