HANYA dalam hitungan jam, Donald Trump akan diambil sumpah jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Pria berusia 70 tahun itu akan menggantikan Barack Obama yang sudah menyelesaikan dua periode masa kepemimpinannya.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui terkait inagurasi atau pelantikan Presiden AS, sebagaimana dimuat Forbes, Jumat (20/1/2017).
Inagurasi Harus Berlangsung 20 Januari
Sesuai Konstitusi AS, presiden terpilih wajib diambil sumpah jabatannya pada 20 Januari siang waktu setempat. Jika 20 Januari jatuh pada hari Minggu, maka sumpah jabatan akan diambil secara tertutup dan diulang untuk masyarakat umum pada Senin.
Isi Sumpah Jabatan
Pelantikan Donald Trump akan dihelat di Washington, dan hampir semua presiden melakukan hal serupa sejak 1801. Sebelumnya, George Washington diambil sumpah jabatan di New York untuk periode pertama dan Philadelphia untuk periode kedua. Penetapan Washington sebagai ibu kota negara sejak 1801 membuat inagurasi Presiden AS di wilayah tersebut hingga saat ini.
Sumpah jabatan Presiden AS biasanya disusun oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat, meski tidak harus selalu demikian. Adapun isi sumpah jabatan yang sesungguhnya seperti berikut ini:
“Saya bersumpah bahwa saya akan setia menjalankan tugas sebagai Presiden Amerika Serikat, dan dengan kemampuan untuk melakukan yang terbaik, saya akan melestarikan, melindungi, dan membela Konstitusi Amerika Serikat.”
Alokasi Anggaran Inagurasi
Parade, dansa, atau perayaan lain seusai pengambilan sumpah jabatan tidak terlalu penting. Karena itulah, uang yang dibayarkan para wajib pajak sebagian besar habis hanya untuk penyelenggaraan pengambilan sumpah jabatan. Jika digabungkan dengan biaya jamuan makan siang yang diselenggarakan Komite Gabungan Perayaan Inagurasi Presiden AS, Kongres hanya mengeluarkan dana sebesar USD1,25 juta (setara Rp16,7 miliar).
Namun, ada satu pos pembiayaan yang menyedot anggaran paling besar yakni keamanan. Sekira 28 ribu personel, termasuk anggota Pasukan Keamanan Presiden (Paspamres) dan Biro Investigasi Federal (FBI), dikerahkan untuk mengamankan inagurasi Presiden Amerika Serikat. Estimasi biaya keamanan tersebut mencapai USD100 juta (setara Rp1,3 triliun). Personel keamanan tidak hanya bertugas untuk mengamankan prosesi pengambilan sumpah jabatan, tetapi juga pidato kenegaraan pertama sang presiden.
Washington tidak punya tradisi parade resmi inagurasi Presiden Amerika Serikat. Akan tetapi, berdasarkan data Senat, Presiden James Madison adalah yang pertama kali mengadakan parade inagurasi pada 1908. Satu-satunya parade yang gagal berlangsung adalah ketika cuaca buruk menginterupsi rencana Presiden Ronald Reagan pada 1985.
Dana parade, perayaan, dan semacamnya berasal dari sumbangan pribadi. Kendati demikian, anggaran untuk keamanan tetap diambil dari uang pajak warga. Trump sendiri diyakini berhasil mengumpulkan dana mendekati USD100 juta untuk biaya perayaan inagurasi. Dana tersebut dua kali lebih besar dari anggaran perayaan Presiden Barack Obama pada 2009. Tim Donald Trump hanya mengizinkan sumbangan dari perusahaan dan political action committee (PAC).
Saksi Mata Inagurasi
Belum jelas berapa banyak orang yang akan menghadiri pelantikan Donald Trump di Gedung Capitol Hill, Washington. Tim Donald Trump memprediksi 2 juta orang akan menyaksikan langsung pengambilan sumpah jabatan sang presiden. Jutaan orang lainnya akan menyaksikan lewat layar kaca dan streaming di internet.
Calvin Coolidge adalah presiden pertama yang pidato kenegaraannya disiarkan lewat radio pada 1925. Dua dekade kemudian, warga AS dapat menyaksikan tayangan langsung pidato Harry Truman lewat televisi. Pada 12 tahun setelah itu, pidato kenegaraan John Fitzgerald Kennedy dapat disaksikan dalam layar berwarna. Sementara Bill Clinton tercatat sebagai presiden pertama yang prosesi pengambilan sumpah dan pidatonya dapat disaksikan lewat streaming internet.
(Rifa Nadia Nurfuadah)