Presiden Petahana Yahya Jammeh Diminta Tinggalkan Gambia dalam Hitungan Jam

Rufki Ade Vinanda, Jurnalis
Sabtu 21 Januari 2017 21:53 WIB
Presiden Petahana Gambia, Yahya Jammeh Mengumumkan Pengunduran Dirinya. (Foto: ITV)
Share :

BANJUL - Presiden petahana Gambia, Yahya Jammeh diminta untuk segera meninggalkan negara yang telah 22 tahun dipimpinnya dalam 22 jam. Jammeh sebelumnya diultimatum untuk segera meninggalkan kantor kepresidenan oleh pasukan perdamaian PBB. Batas akhir untuk Jammeh adalah Jumat 20 Januari 2017 pukul 16.00 waktu setempat.

Diwartakan IBT, Sabtu (21/1/2017) Presiden Gambia yang baru Adama Barrow mengatakan, nantinya Jammeh akan diizinkan kembali ke kampung halamannya setelah kondisi Gambia stabil. Jammeh sendiri diduga berencana akan pindah ke Guinea, Afrika Barat.

"Informasi ini memang belum terkonfirmasi. Tapi beberapa sumber terpercaya mengatakan bahwa ia (Jammeh) akan menginggalkan Gambia hari ini dan kami percaya jika ia akan pergi ke Guinea, tapi kami masih menunggu konfirmasi apakah ia benar pergi ke Guinea atau bukan," ujar Barrow sesaat setelah Jammeh bersedia mengundurkan diri.

Sebelumnya, presiden petahana Gambia, Yahya Jammeh bersikeras tak mau melepas jabatannya. Hal tersebut memicu konflik politik di Gambia hingga menyebabkan ribuan warganya pergi mengungsi dan menyeberang ke perbatasan yaitu ke Senegal.

Akibat hal tersebut Jammeh dikecam oleh Persatuan Negara-negara Afrika Barat hingga akhirnya ia bersedia untuk mundur. Pernyataan mundur tersebut keluar setelah Jammeh berdiskusi panjang lebar dengan mediator asal negara-negara Afrika Barat.

“Saya telah memutuskan menggunakan hati nurani yang baik untuk melepaskan jubah kepemimpinan bangsa yang besar ini dengan rasa syukur yang tidak terhingga kepada semua rakyat Gambia,” tutur Jammeh dalam pidato yang ditayangkan televisi setempat. (rav)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya