Kisah Kardit "Beruang Madu Berbadan Kurus" Mendulang Simpati

Oris Riswan, Jurnalis
Rabu 25 Januari 2017 13:34 WIB
Ilustrasi
Share :

BANDUNG - Pemberitaan soal beruang madu bernama Kardit yang bertubuh kurus dan memakan kotorannya sendiri cukup menghebohkan pada pekan lalu. Satwa koleksi Kebun Binatang Bandung (KBB) itu mendadak jadi perbincangan publik. Bahkan Kardit menjadi bahan berita media internasional.

Kardit, sang beruang madu itu ditempatkan di kandang pamer yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk utama KBB. Dalam satu kandang itu, total ada empat ekor beruang madu, termasuk Kardit.

Di KBB sendiri total ada 11 beruang madu yang ditempatkan di dua kandang pamer berbeda. Tapi dari seluruh beruang madu, hanya Kardit yang bertubuh kurus. Sedangkan yang lain tampak gemuk.

Kisah Kardit bermula setelah matinya gajah bernama Yani pada Mei 2016. Setelah kematian Yani, seluruh satwa diperiksa oleh tim dokter dari Taman Safari Indonesia.

Saat itu, Yani diketahui terdapat investasi parasit dalam tubuhnya. Feses alias kotorannya pun positif terdapat larva cacing. Kardit pun sempat mendapat perawatan dan tim dokter memberikan saran untuk perbaikan gizi, nutrisi, hingga vitamin.

Pada Mei 2016 itu, Yayasan Scorpion Indonesia menemukan keanehan pada Kardit. Bahkan sempat terekam Kardit memakan kotorannya sendiri.

Kondisi itu dinilai bahwa Kardit dalam kondisi kelaparan. Apalagi Kardit dan beruang madu di kandang yang sama sering memperlihatkan gestur meminta makanan pada pengunjung dengan cara berdiri sambil mengangkat kedua kaki depannya.

Kepala Investasi Yayasan Scorpion Indonesia Marison Guciano pun menyayangkan kondisi Kardit dan perilakunya. Pihaknya pun sempat menawarkan pada KBB untuk memberikan makanan pada Kardit, tetapi ditolak dengan alasan KBB masih mampu memberikan makan.

Yayasan Scorpion Indonesia pun terus memantau perkembangan Kardit. Hingga pada awal Januari 2017, mereka kembali datang ke KBB. "Kondisinya tidak berbeda jauh saat kami datang ke sana tahun lalu. Kondisinya masih seperti itu," ucap Marison.

Yayasan Scorpion Indonesia kemudian membuat petisi di pada Rabu, 18 Januari 2017, di laman www.change.org dengan judul 'Selamatkan Beruang Madu di Kebun Binatang Bandung'. Pemberitaan di media massa pun semakin heboh. Berbagai media massa nasional dan lokal berusaha mengupas Kardit dan beruang madu lainnya dari berbagai sisi.

Pihak KBB melalui Humas Sudaryo pun membantah beruang itu kelaparan. Sebagai pengelola, pihaknya mengaku berusaha memberikan yang terbaik bagi seluruh satwa koleksinya. Asupan makanan pun cukup dan tidak pernah kekurangan.

Tapi soal Kardit yang memakan kotorannya sendiri, Sudaryo sempat melempar tudingan bahwa hal itu 'dipancing'. "Saya kira itu tidak benar. Saya juga curiga ada orang-orang suruhan mereka kasih lempar makanan di situ, kebetulan ada kotorannya, lalu dipotret. Bisa juga orang suruhan LSM (Yayasan Scorpion Indonesia) ini, saya menduga seperti itu," kata Sudaryo.

Sementara soal perilaku beruang madu yang sering memperlihatkan gestur meminta makanan, menurutnya bukan karena mereka kekurangan makanan. Itu lebih disebabkan karena banyak pengunjung yang sering memberi makanan walaupun itu dilarang. Akibatnya, beruang-beruang itu menjadi terbiasa meminta makanan pada pengunjung meski makanannya cukup.

Polemik pun tidak berhenti. Kepala Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Sustyo Iriyono turun tangan. Pihaknya menurunkan tim dokter untuk memeriksa kondisi Kardit dan beruang lainnya. Tujuannya untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.

Tidak hanya itu, Sustyo juga mengumpulkan pengelola KBB dan Yayasan Scorpion Indonesia pada Sabtu (21/1/2017) untuk membahas nasib Kardit. Adapun hasil pemeriksaan dan seluruh kesimpulan diserahkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Sang Menteri-lah yang nantinya akan mengambil sikap dan keputusan soal polemik itu.

"Hari ini tidak bisa memutuskan apa-apa. Jangan ditanyakan (soal keputusan akhir) itu. Karena kita hanya 'penjaga kebun', nanti yang 'punya kebun (Menteri LHK' yang akan menyampaikan. Nanti ditunggu dengan sabar, nanti Ibu Menteri yang akan menyimpulkan dari kejadian ini," ujar Sustyo.

Tapi secara umum, dari hasil pertemuan itu disepakati agar Kardit, beruang madu lain, serta seluruh satwa di KBB benar-benar sejahtera. Segala kebutuhan satwa harus terpenuhi dengan baik.

"Intinya saya ingin ada perbaikan kedepan dan tidak kehilangan konteks persoalannya, sehingga beruang tidak ada kemajuan, hebohnya kemana-mana yang sudah kehilangan konteks," ungkapnya.

Sementara terkait Yayasan Scorpion Indonesia yang menyoroti kejadian itu dengan tajam, Sustyo mengatakan hal itu sah-sah saja. Sebab yayasan itu memiliki fungsi kontrol. Tapi diakuinya ada sumbatan komunikasi antara yayasan tersebut dengan pihak terkait sehingga persoalan itu menjadi heboh.

Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Tony Sumampouw menegaskan Kardit dan beruang lainnya memang sempat terivestasi parasit. Tapi hanya Kardit yang kondisinya cukup parah. Meski begitu, saat ini tidak ada lagi beruang yang sakit.

"Sejak Agustus (2016) itu sudah bersih daripada penyakit parasit," ungkap Tony.

Hal itu karena penanganan yang dilakukan tim dokter pada tahun lalu. Mereka memberikan berbagai hal yang harus dilakukan oleh KBB. Bahkan pemberian vitamin dan obat dilakukan secara berkala.

Meski sudah dipastikan tidak ada beruang sakit, kurusnya Kardit tetap menjadi sorotan. Sebab kondisi fisiknya jauh berbeda dibanding 10 beruang madu lainnya di KBB.

Menurut Tony, kurusnya beruang itu tidak lain karena faktor usia yang diperkirakan sudah lebih dari 23 tahun. Sementara usia hidup beruang rata-rata 25-28 tahun.

"Kalau sudah tua kita lihat aja giginya (sebagian) sudah enggak ada, apa mau dipulihkan bagaimana, pasang gigi palsu? Enggak mungkin. Sudahlah kalau sudah usia tua, tualah, mau diapain lagi," tuturnya.

Tony pun memastikan jika beruang tersebut tidak kekurangan makan. Buktinya, 10 beruang madu lainnya justru kelebihan berat badan alias obesitas. "Hampir rata-rata (kegemukan), cuma satu (yang kurus)," ucap Tony.

Kardit sendiri merupakan satwa yang diberikan oleh masyarakat pada 1998 silam. Saat itu tidak diketahui berapa usia Kardit. Sehingga usianya saat ini adalah usia perkiraan. Meski begitu, Kardit dipastikan merupakan beruang madu tertua di antara beruang lainnya.

Kini, Menteri Siti Nurbaya tinggal memutuskan apa langkah akhir dari persoalan tersebut. Sementara Kardit, saat ini masih beraktivitas seperti biasa. Ia masih dipamerkan bersama beruang madu lainnya.

Belum diketahui apakah KBB akan mendapat sanksi atau tidak. Semua keputusan ada di tangan Menteri Siti Nurbaya sebagai pemangku kebijakan.

(Risna Nur Rahayu)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya