KUALA LUMPUR – Setelah tiga tahun berlalu, keluarga korban tragedi pesawat Malaysia Airlines MH370 masih belum bisa merelakan orang-orang tercinta mereka hilang tanpa pernah ditemukan. Karena itulah setelah pencarian puing kapal dihentikan, mereka terpaksa mengambil inisiatif untuk melanjutkan pencarian mandiri.
Jacquita Gomes, seorang janda dari petugas kabin MH370 mengatakan, pihak keluarga tidak punya pilihan selain menggalang dana. Keputusan itu diambil setelah Malaysia, China, dan Australia mengumumkan penundaan pencarian pada 17 Januari 2017.
“Apa yang terjadi pada MH370 adalah sebuah misteri. Tetapi, tragedi itu tidak seharusnya tercatat dalam sejarah sebagai sebuah misteri. Semua orang menginginkan jawaban,” kata Jacquita dalam acara peringatan tiga tahun hilangnya Malaysia Airlines MH370 di Kuala Lumpur sebagaimana dilansir Daily Mail, Rabu (8/3/2017).
Jacquita mengatakan, melalui penggalangan dana online dan sumbangan dari perusahaan, keluarga korban berharap dapat mengumpulkan dana sebesar USD18 juta atau Rp244 miliar untuk melanjutkan upaya pencarian di lokasi yang direkomendasikan pakar.
Berdasarkan keterangan Menteri Perhubungan Malaysia Liow Tiong Lai, ada kemungkinan yang besar pesawat Malaysia Airlines MH370 berada di wilayah seluas 25 kilometer persegi yang disarankan para ahli. Namun, dia mengatakan, dibutuhkan bukti yang kredibel untuk memulai kembali pencarian.
Upaya pencarian MH370 yang didanai tiga negara, China, Malaysia, dan Australia merupakan upaya terbesar dan termahal dalam sejarah penerbangan dunia. Sejak diluncurkan pada 2014 pencarian tersebut telah menghabiskan dana sekira USD160 juta.
Pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines MH370 menghilang dari pantauan radar kurang dari satu jam setelah lepas landas dari Bandara Kuala Lumpur dengan tujuan Beijing, China, pada 8 Maret 2014. Pesawat yang membawa 227 penumpang dari 14 negara dan 12 awak pesawat itu sampai saat ini belum juga ditemukan.
(Rahman Asmardika)