Kasihan... Mau Kerja, Malah Hilang Bersama MH370

Rifa Nadia Nurfuadah, Jurnalis
Rabu 08 Maret 2017 16:38 WIB
Yuchen Li (kiri) menjadi salah satu penumpang Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014. (Foto: dok. keluarga Yuchen Li/BBC)
Share :

HILANG pada 8 Maret 2014, nasib 239 penumpang dan kru pesawat Malaysia Airlines MH370 hingga kini tak diketahui rimbanya. Para penumpang pesawat rute Kuala Lumpur-Beijing itu kebanyakan berasal dari China. Puluhan penumpang lainnya memiliki datang dari 13 negara di penjuru dunia.

Di antara 153 penumpang China, terdapat sekelompok pelukis kaligrafi, seni tulis khas Negeri Tiongkok. Ada juga pasangan yang pulang untuk menemui anak laki-laki mereka setelah berlibur, karyawan-karyawan baru hingga pekerja konstruksi yang mudik setelah bekerja satu tahun di perantauan. Demikian dinukil dari BBC, Rabu (8/3/2017).

Karier Brilian  

Dr Yuchen Li adalah salah satu penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370. Ia baru saja menyelesaikan pendidikan doktoral di bidang teknik pada Cambridge University. Pihak kampus mengonfirmasi, Li baru saja menjalani jabatan penting dalam bidang geoteknik di sebuah perusahaan Beijing.

"Li amat berbakat dan kepribadiannya amat disukai. Karier brilian menantinya," ujar juru bicara Cambridge University.

Li juga baru saja menikah. Namun sang istri, Mingei Ma, tidak ikut dalam penerbangan Malaysia Airlines MH370. Sebuah laman Facebook milik Churchill College menyelamati pasangan suami-istri itu saat menghelat pernikahan di Hubei, China.

"Mereka terlihat menakjubkan!"

Li sebelumnya menekuni studi teknik sipil di Tsinghua University di Beijing

Bersiap dengan Pekerjaan Baru

Warga Amerika Serikat, Philip Wood, bekerja di perusahaan IBM. Tiga tahun lalu, ia turut serta terbang menggunakan Malaysia Airlines MH370.

Berasal dari Texas, Philip merupakan satu dari tiga warga negara AS yang menumpang pesawat nahas tersebut. Pria 50 tahun itu kerap bepergian. Menurut adiknya, James, Philip baru saja ditransfer ke Malaysia dan amat bersemangat menjalani pekerjaan barunya.

Perjalanan ke Beijing tadinya akan menjadi yang terakhir sebelum Philip menetap di Kuala Lumpur. Philip meninggalkan dua anak laki-laki yang menetap di Texas, dari pernikahan sebelumnya.

"Kami saling menguatkan. Apa lagi yang bisa Anda lakukan? Apa lagi yang bisa Anda katakan?" ujar ayah Philip, Aubrey Wood, kepada New York Times.

Penumpang lainnya di Malaysia Airlines MH370 yang juga bersiap menekuni pekerjaan baru adalah Paul Weeks, pria asal Selandia Baru. Insinyur mekanik itu pernah mengabdi sebagai tentara. Paul memindahkan keluarganya ke Australia setelah kampung halamannya, Christchurch, diguncang gempa hebat.

Sebelum meninggalkan rumah, Paul melepas cincin nikah dan jam tangannya, kemudian memberikan benda-benda itu ke istrinya untuk dua anak laki-laki mereka.

"Jika sesuatu terjadi padaku, maka cincin kawin ini harus diberikan ke anak pertama yang menikah dan jam tangan kepada anak berikutnya," tutur istrinya, Danica.

Sementara itu, warga negara Malaysia Mohd Sofuan Ibrahim dikabarkan menuju Beijing untuk melapor pada pos barunya di kantor cabang Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional di sana. Sang ayah, Ibrahim Abdul Razak, menyampaikan kepada kantor berita Bernama, bahwa putra 33 tahunnya itu tidak pernah mengecewakannya. Tadinya, Sofuan akan ditempatkan selama enam bulan di Beijing.

Rekan Kerja

Pesawat Malaysia Airlines MH370 juga mengangkut 20 staf perusahaan teknologi AS, Freescale Semiconductor. Perusahaan ini memproduksi mikrochip canggih untuk berbagai industri, termasuk bidang pertahanan.

Di antara mereka ada 12 warga Malaysia dan delapan warga China. Pernyataan resmi perusahaan di website-nya menyampaikan betapa mereka amat terpukul dengan peristiwa tersebut.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya