SYDNEY - Indonesia dan Australia sudah mengkahiri pertikaian yang disebabkan adanya insiden penghinaan terhadap pancasila di sekolah bahasa Negeri Kanguru. Demikian Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu menyampaikan puas dengan penyelesaian pihak Australia terkait kejadian tidak menyenangkan pada November 2016 itu.
Dengan berakhirnya permasalahan tersebut, Menhan RI memastikan kerjasama militer kedua negara akan dibuka kembali. Kurang lebih dua bulan insiden tersebut memperkeruh hubungan antara Indonesia dan Australia yang selama ini terjalin dengan baik.
Selain membahas dibukanya lagi kerjasama militer ini, Menhan RI juga membahas beberapa kerjasama bilateral dan dinamika keamanan regional dengan pihak Australia. Demikian berdasarkan informasi yang diterima Okezone, Kamis (16/3/2017).
Pembahasan kerjasama bilateral mencakup pertahanan di bidang maritim, industri, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan terkait dinamika keamaman regional, kedua Menhan saling bertukar pandangan mengenai keamanan di wilayah Pasifik Selatan, rencana kerja RI dan Australia dalam kerangka ADMM Plus pada bidang operasi perdamaian, serta isu-isu mengenai keberadaan Amerika Serikat di wilayah Australia.
Lebih lanjut mengenai kerjasama keamanan bidang maritim, Menhan RI menyampaikan kebijakan maritim Indonesia erat kaitannya dengan Poros Maritim Dunia. Indonesia juga aktif berperan di fora internasional, seperti IORA. KTT perdana IORA baru saja sukses digelar di Jakarta pekan lalu.
Keterlibatan lain dalam bidang kelautan, Menhan Ryamizard juga menceritakan perkembangan kerjasama Trilateral di kawasan Laut Sulu. Kerjasama ini dijalin bersama Malaysia dan Filipina untuk melindungi para pelaut dan ABK dari penyanderaan kelompok bersenjata.
Sementara dalam bidang industri Pertahanan, Menhan menyampaikan peran KKIP dalam bidang pengadaan luar negeri dan kemajuan atas pelaksanaan hibah maupun pembelian pesawat C-130 Hercules dari Pemerintah Australia. Sedangkan di bidang kerja sama IPTEK, Menhan RI menyampaikan beberapa upaya Indonesia terkait dengan keamanan siber di lingkungan Pertahanan.
Dalam pembahasan mengenai dinamika keamanan di wilayah Pasifik Selatan, Menhan RI menyampaikan kemajuan hubungan bilateral pertahanan antara Indonesia dan Republik Fiji, serta harapan pihak Indonesia kepada Australia untuk dapat mendorong negara-negara di wilayah Pasifik Selatan dalam mendukung kedaulatan RI.
Terkait kerjasama dalam ASEAN Defence Ministerial Meeting Plus (ADMM Plus), Menhan RI kembali mendorong peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Australia dalam keketuaan bersama, membentuk Kelompok Kerja Operasi Pemeliharaan Perdamaian untuk periode tahun 2017-2020.
Pada sesi ini, Menhan RI juga memberikan tanggapan mengenai kehadiran Marinir dan Angkatan Udara Amerika Serikat di kawasan dan berharap bahwa keberadaan Amerika Serikat di wilayah Utara Australia tersebut dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya-upaya dalam menjaga kawasan Asia Pasifik yang stabil dan damai.
Menteri Pertahanan Indonesia dan Menteri Pertahanan Australia kembali bertemu dalam forum Defence Ministers’ Meeting yang merupakan pertemuan reguler kedua Menteri Pertahanan setiap tahun. Pertemuan ini dilaksanakan di Fleet Base East Garden Island di Sydney, Australia pada 16 Maret 2017.
Dalam pertemuan ini, turut hadir dari pihak Indonesia, Kasum TNI, Dirjen Strahan Kemhan, Direktur D Bais TNI dan Atase Pertahanan RI di Canberra. Sedangkan dari pihak Australia hadir pula, Menhan Marise Payne, Sekjen Dephan dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia.
(Silviana Dharma)