Ada Kelihaian Diplomat China di Balik "Kencan Buta" Trump-Xi Jinping

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Minggu 02 April 2017 06:46 WIB
Penasihat Negara China Yang Jiechi (Foto: Mark Schiefelbein/Reuters)
Share :

Sosok Familiar di Washington

Yang Jiechi adalah wajah yang cukup dikenal di Washington. Sebelum menjadi penasihat negara pada 2013, pria berusia 66 tahun itu berperan sebagai Menteri Luar Negeri China selama enam tahun. Ia juga pernah menjadi Duta Besar China untuk AS pada periode 2001-2005.

Tidak seperti para diplomat top pendahulunya, seperti Qian Qichen dan Dai Bingguo yang dekat dengan para pejabat tingti China, Yang Jiechi tidak dianggap sebagai bagian dari lingkaran dekat Presiden Xi Jinping. Ia juga diyakini hampir tidak pernah didengar masukannya oleh sang presiden sepanjang waktu.

Akan tetapi, kesuksesan pertemuan Donald Trump dengan Xi Jinping akan dipandang sebagai sebuah warisan yang sangat berharga menjelang masa pensiun Yang Jiechi. Ia akan pensiun setelah masa kepemimpinan Partai Komunis China (CCP) akan mengalami reshuffle pada tahun ini. Pergantian tersebut terjadi setiap lima tahun sekali.

Perbincangan telefon antara Yang Jiechi dengan Penasihat Keamanan AS Michael Flynn pada Februari 2017 mengawali semuanya. Beijing berhasil diyakinkan bahwa Donald Trump siap menghormati Kebijakan Satu China yang sudah berlaku sejak 1970 setelah sebelumnya berkata ingin meninjau ulang.

Perubahan sikap tersebut kemudian berbuah dengan perbincangan telefon antara Donald Trump dengan Xi Jinping pada 10 Februari 2017. Peristiwa tersebut menginspirasi Yang dan diplomat lainnya untuk mewujudkan pertemuan. Ia kemudian melakukan pertemuan singkat dengan Donald Trump di Gedung Putih pada 27 Februari untuk membahas kerangka kerja.

Meski dikenal memiliki tutur kata lembut dan berbicara dengan pelan, Yang Jiechi sesungguhnya mewakili pandangan keras China yang lebih kuat daripada diplomat lain. Ia pernah mengeluarkan pernyataan keras di tengah pertemuan regional di Hanoi, Vietnam, antara Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dengan kompatriotnya di Asia Tenggara pada 2010.

Sembari menunjukkan jari kepada mitranya, Singapura, Yang Jiechi mengeluarkan pernyataan yang membuatnya terkenal. “China adalah negara besar, dan Anda (Singapura) hanya sebuah negara kecil,” ujar Yang Jiechi kala itu.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya