Seiring semakin banyaknya informan yang dibunuh, Biro Penyelidik Federal AS (FBI) dan CIA mulai melakukan penyelidikan terkait kemungkinan adanya kebocoran informasi. Mereka memeriksa semua operasi yang dijalankan di Beijing dan semua pegawai di Kedutaan AS di sana.
Penyelidikan akhirnya berpusat pada mantan agen CIA yang bekerja di divisi yang mengawasi China. Namun, bukti yang dimiliki CIA dan FBI tidak cukup untuk menangkapnya. Sementara itu, beberapa penyelidik meyakini sistem komunikasi CIA telah berhasil diretas oleh China.
Pada 2013, Intelijen AS menyimpulkan bahwa kemampuan China untuk mengidentifikasi agen mereka telah berkurang. CIA kemudian mencoba membangun lagi jaringan mata-matanya di Negeri Tirai Bambu.
(Rahman Asmardika)