Seorang Tukang Becak Tanam Pohon Setiap Hari dalam 48 Tahun Terakhir

Silviana Dharma, Jurnalis
Kamis 06 Juli 2017 00:01 WIB
Abdul Samad Sheikh setiap hari menanam pohon selama 48 tahun. (Foto: The Daily Star)
Share :

FARIDPUR – Abdul Samad Sheikh (60) sehari-hari bekerja sebagai penarik becak di Faridpur, Afghanistan. Pekerjaan yang termasuk kelas rendah dan penghasilannya tak seberapa. Paling-paling sekira 100 taka atau Rp16.515,63 per harinya.

Dengan pendapatan itu, untuk menyajikan makanan di meja saja susah. Akan tetapi, dia tetap menjalankan cita-cita mulianya, yakni menanam satu pohon setiap hari.

Begitulah, Abdul Samad setiap hari pergi ke pusat hortikultura Faridpur untuk membeli satu bibit pohon. Kemudian menanamnya di pinggir jalan.

Samad meyakinkan, menanam itu sudah menjadi kewajibannya di dunia. Dia mencintai semua makhluk hidup, tetapi dia paling suka pohon dan merasa bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam. Kalau tidak menanam sehari saja, dia akan menyesal hingga tidak bisa memejamkan matanya sepanjang malam.

“Saya melakukan ini sejak berusia 12 tahun. Kebanyakan saya tanam di tanah pemerintah, jadi tidak ada orang yang akan berani menebangnya. Saya juga menyirami mereka dan jika saya melihat seseorang berusaha menebangnya, saya akan protes dan memarahi mereka,” ucapnya, seperti disitat dari Oddity Central, Kamis (6/4/2017).

Jika dihitung-hitung, sekarang Samad sudah menanam pohon selama 48 tahun. Itu berarti ada lebih dari 17.532 pohon yang ia tanam sejauh ini. Bayangkan jika ada lebih banyak orang yang mengikuti jalan hidupnya ini?

Meskipun sudah menanam begitu banyak pohon, faktanya Samad masih tinggal di rumah gubuk bersama istrinya, Jorna, beserta keempat anaknya. Mereka tidak punya lahan sendiri. Rumah yang sekarang ditinggali, ada berkat belas kasihan dari Deputi Komisioner Faridpur yang mengizinkan lahan kosong di kantornya untuk Samad membangun rumah.

Kegigihan Samad untuk menanam pohon melebihi kemampuannya menafkahi keluarga, sering kali mendapat cercaan dari sang istri. Tetapi pria tua yang kepalanya nyaris gundul itu tidak peduli.

“Pendapatannya kecil dan setiap hari harus memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jadi kadang saya melarangnya menanam pohon, tetapi dia tidak mau dengar. Kecintaannya pada pohon tak terhentikan,” tutur Jorna.

Putranya, Kutub Uddin (30), tidak pernah melarang ayahnya menanam pohon. Sebab dia tahu sumbangsih ayahnya sangat positif untuk masyarakat.

Seluruh tetangganya tahu kebiasaan baiknya itu. Beberapa mengingat ketika Samad kecil melakukannya. Baktinya membuat mereka menaruh hormat pada Samad. Apalagi dia tidak hanya suka menanam pohon, tetapi juga ringan tangan.

“Samad adalah contoh warga teladan di komunitas kami. Dedikasinya sungguh menginspirasi kami,” ucap warga setempat, Abul Kalam Howlader.

Presiden Ke-35 Amerika Serikat John F Kennedy pernah mengatakan, “Seorang manusia saja bisa membuat perubahan, dan setiap orang seharusnya mencoba.” Pernyataan itu terwujud dan menjelma salah satunya sebagai Abdul Samad Sheikh.

The Daily Star belakangan memberikan penghargaan tinggi kepada Abdul Samad atas dedikasinya kepada lingkungan. Media daring yang berbasis di Bangladesh itu menganugerahinya 100 ribu taka atau Rp16,5 juta. Cukup untuk membantu dia membangun rumah yang lebih baik.

“Saya tidak bisa melakukannya sendiri. Saya butuh bantuan dari kalian semua,” kata Abdul Samad dalam pidato penerimaan penghargaannya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya