ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan tetangganya Irak untuk tetap bersatu. Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu meminta agar Irak mencegah referendum kemerdekaan yang sudah direncanakan oleh suku Kurdi.
Sebagaimana diberitakan, wilayah otonomi Kurdistan Irak sudah mengumumkan rencana referendum kemerdekaan pada 25 September 2017. Pemimpin Kurdistan Irak Massoud Barzani mengatakan rencana tersebut tidak bisa lagi ditunda.
“Integritas teritorial Irak semakin penting dari hari ke hari. Mereka harus menarik diri dari langkah-langkah sepihak, seperti halnya referendum kemerdekaan,” tukas Erdogan dalam sebuah acara di Istanbul, diwartakan Reuters, Selasa (11/7/2017).
Turki tentu saja berkepentingan terhadap langkah Kurdistan Irak tersebut. Jika Irak mengizinkan kemerdekaan Kurdistan, dikhawatirkan suku Kurdi lewat Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di wilayah selatan akan semakin gencar menyuarakan kemerdekaan dari Turki.
PKK lewat berbagai sayapnya sepanjang 2016 melancarkan sejumlah serangan bom di Turki. Erdogan sempat bersumpah untuk menumpas habis PKK hingga ke akar-akarnya selama masih menjabat sebagai Presiden Turki.
Pemerintah Turki memiliki sejarah kelam dengan suku Kurdi, terutama PKK. Hubungan kedua pihak tersebut diwarnai konflik berdarah pada dekade 1980. Perjanjian gencatan senjata sempat dilakukan pada Maret 2013, tetapi dibatalkan pada Juli 2015 karena PKK menilai Turki mengebom suku Kurdi di Irak.
(Wikanto Arungbudoyo)