BANDUNG - Ricko Andrean (22) menjadi korban dari panasnya duel Persib Bandung vs Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, pada Sabtu (22/7/2017) malam. Ia kini terkapar di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung karena mengalami gegar otak dan beberapa luka di bagian tubuhnya.
Itu dikarenakan Ricko jadi korban pemukulan oknum Bobotoh saat laga berlangsung. Kesalahpahaman jadi penyebabnya. Ia disangka anggota The Jakmania oleh Bobotoh yang ada di lokasi.
Sekretaris RS Santo Yusup Agus Riyadi mengatakan, korban dirawat di sana sejak Minggu (23/7/2017) sekira pukul 05.00 WIB. Ia dirujuk dari Rumah Sakit AMC Bandung.
"Karena ada benturan di kepala, kalau orang awam bilang istilahnya gegar otak," kata Agus di lokasi, Senin (24/7/2017).
Saat datang, Ricko mengalami penurunan kesadaran. Tapi, saat ini kondisi Ricko dinilai mengalami peningkatan signifikan. "Kita akan terus melihat perkembangannya. Biasanya trauma kepala seperti ini butuh waktu perawatan sekira 10 hari," jelasnya.
Agus mengatakan, tim medis akan terus bekerja menangani Ricko. Ia pun tidak mau berandai-andai jika kondisi pasien memburuk. Yang jelas, pihak rumah sakit akan melakukan penanganan semaksimal mungkin.
Informasi yang dihimpun Okezone, kejadian itu bermula saat Persib vs Persija baru saja tuntas melakoni babak pertama. Ricko kemudian makan di sekitar area tribun utara.
Tak lama berselang, terdengar suara keributan dan teriakan 'The Jak'. Bobotoh pun banyak yang berkumpul di salah satu titik dan berusaha memukuli seseorang yang dituding sebagai anggota 'The Jak'.
Perhatian Ricko kemudian teralihkan. Ia lalu mencoba mendekati kerumunan tersebut. Sialnya, orang yang dituding sebagai anggota The Jak itu berlari ke arah Ricko. Ricko lalu mendapat tudingan serupa. Tak lama kemudian, Ricko pun mendapat pemukulan.
Hingga akhirnya, Ricko yang merupakan pegawai di salah satu mall di Bandung itu tidak sadarkan diri. Ia kemudian dibawa ke RS AMC untuk mendapatkan perawatan. Karena kondisinya cukup parah, ia kemudian dirujuk ke RS Santo Yusup.
Sandi (25), saudara Ricko, mengaku tidak tahu persis bagaimana peristiwa itu terjadi. Ia juga tidak tahu siapa yang membawa Ricko ke rumah sakit.
Menanggapi kasus itu, pihak keluarga tidak mengambil jalur hukum. Alasannya, sulit untuk menemukan pelaku penganiayaan karena saat peristiwa terjadi sangat kacau. "Kalau pelaku, saya kira susah untuk ditangkap," ucap Sandi.
Eten (35), rekan Ricko, juga tidak tahu persis insiden tersebut. Tapi ia mendapatkan informasi bahwa saat dipukuli, Ricko sempat mengeluarkan KTP-nya untuk menjelaskan bahwa ia adalah orang Bandung.
"Sudah dikasih KTP, tapi tetap saja dihajar," jelasnya.
Mendengar informasi Ricko yang merupakan warga Bandung dirawat, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil langsung menjenguknya. Ia menyampaikan rasa prihatin atas kejadian tersebut.
"Lukanya cukup parah dari kepala sampai kaki. Saya tentu sangat prihatin, menyesalkan kejadian ini. Ini menunjukkan contoh pelampiasan emosi yang tidak pada tempatnya, sangat berlebihan," tandas Emil, sapaan akrabnya.
Ia pun berharap para pelaku bersikap jantan. Ia meminta mereka menjenguk Ricko dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
(Risna Nur Rahayu)