Setelah Dua Hari, Korban Tanah Longsor Sierra Leone Akhirnya Dapat Bantuan Makanan

, Jurnalis
Kamis 17 Agustus 2017 16:03 WIB
Warga dan para petugas penyelamat mencari korban yang tertimbun longsor di Sierra Leone. (Foto: Ernest Henry/Reuters)
Share :

DAKAR - Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya berhasil menjangkau ribuan orang yang selamat dari musibah tanah longsor di pinggiran ibu kota Sierra Leone, Freetown. Bantuan tersebut tiba dua hari setelah 400 orang tewas dan lebih dari 3.000 lainnya kehilangan tempat tinggal akibat musibah itu.

Sebuah lereng gunung longsor pada Senin 14 Agustus di Regent, daerah yang terletak di pinggiran ibu kota Freetown, mengubur puluhan rumah ketika sebagian orang masih tertidur. Peristiwa tersebut merupakan salah satu bencana paling mematikan di Afrika dalam beberapa dasawarsa belakangan.

BACA JUGA: Ya Ampun! Korban Tewas Tanah Longsor di Sierra Leone Naik Jadi 400 Orang

WFP menyalurkan stok bantuan makanan untuk dua pekan. Paket tersebut terdiri dari beras, biji-bijian, minyak dan garam untuk setidaknya 7.500 orang, yang di antaranya merupakan korban selamat, para penampung pengungsi, petugas penyelamat dan petugas pengurus jenazah.

"Longsor telah mengakibatkan kematian dan kehancuran," kata direktur WFP di negara itu, Housainou Taal dalam pernyataan.

"Kami memusatkan perhatian pada korban selamat, sehingga mereka dapat pulih dan bangkit maju," tambahnya, seperti disitat Antara, Kamis (17/8/2017).

Regu penyelamat berjuang untuk mencari korban selamat dan memindahkan sejumlah jenazah, namun kamar jenazah di pusat tak mampu lagi menampung. Diperkirakan masih banyak jenazah terjebak di bawah lumpur dan puing-puing.

BACA JUGA: Wabah Kolera Mengintai, Ratusan Jenazah Korban Longsor Sierra Leone Segera Dimakamkan


Petugas penyelamat telah menemukan hampir 400 jenazah korban, kata kepala koroner Seneh Dumbuya pada Selasa. Dia memperkirakan angka tersebut dapat bertambah hingga mencapai 500 ketika proses pencarian dilanjutkan.

"Kami memperkirakan setidaknya 3.000 orang kehilangan tempat tinggal. Mereka butuh tempat berlindung, bantuan kesehatan dan makanan," kata juru bicara Palang Merah Sierra Leone Abu Bakarr Tarawallie melalui sambungan telepon.

Badan Amal seperti World Vision, memberikan perlengkapan darurat dan kebersihan untuk para korban selamat, termasuk tablet pemurni air untuk mencegah timbulnya wabah penyakit berbahaya seperti kolera dan tifoid. Air yang tercemar dan genangan air sering menjadi tempat perkembangbiakan penyakit yang berpeluang tinggi menyebabkan kematian seperti kolera dan diare, setelah terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

"Kami hanya bisa berharap hujan dan banjir cepat surut, jadi keadaan darurat ini tidak sampai berubah menjadi malapetaka yang lebih besar," kata Taal, menggemakan kekhawatiran dari beberapa lembaga bantuan akan adanya kemungkinan turunnya hujan yang semakin lebat dalam beberapa hari mendatang.

Negara berpenduduk 6 juta orang ini adalah salah satu yang termiskin di dunia dan pernah dilanda wabah Ebola pada 2014-2016. Wabah tersebut telah menewaskan sekitar 4.000 orang, di negara bekas jajahan Inggris itu.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya