FREETOWN - Dua puluh orang tewas dan hampir 2.000 narapidana melarikan diri dalam sebuah serangan di barak militer, penjara dan lokasi lain di Sierra Leone, kata para pejabat, Senin, (27/11/2023).
Negara Afrika Barat itu dilanda kepanikan pada Minggu, (26/11/2023) dini hari ketika para penyerang melepaskan tembakan ke seluruh ibu kota Freetown. Pemerintah menyalahkan “tentara pemberontak” yang dikatakan telah berhasil dipukul mundur.
Presiden Julius Maada Bio mengatakan dalam pidatonya pada Minggu bahwa sebagian besar pemimpin serangan telah ditangkap dan upaya untuk menangkap orang lain sedang dilakukan. Investigasi telah diluncurkan, katanya.
Juru Bicara Angkatan Darat Kolonel Issa Bangura mengatakan kepada Reuters bahwa 20 orang yang tewas termasuk 13 tentara, tiga penyerang, seorang petugas polisi, seorang warga sipil dan seseorang yang bekerja di bagian keamanan swasta. Delapan orang terluka dan tiga ditangkap, katanya.
Sekira 1.890 narapidana melarikan diri dari penjara pusat Jalan Pademba setelah para penyerang menerobos masuk, menurut laporan situasi yang dibagikan petugas penjara kepada Reuters pada Senin. Sejauh ini, 23 orang telah kembali, katanya sebagaimana dilansir Reuters.
Dalam penyerbuan yang berlangsung selama dua jam, para penyerang mendobrak gerbang utama dengan sebuah kendaraan setelah tembakan dan peluncur roket gagal menembus pertahanan penjara, kata Kolonel Shek Sulaiman Massaquoi, penjabat direktur jenderal Layanan Pemasyarakatan Sierra Leone.