"Kami memperkirakan setidaknya 3.000 orang kehilangan tempat tinggal. Mereka butuh tempat berlindung, bantuan kesehatan dan makanan," kata juru bicara Palang Merah Sierra Leone Abu Bakarr Tarawallie melalui sambungan telepon.
Badan Amal seperti World Vision, memberikan perlengkapan darurat dan kebersihan untuk para korban selamat, termasuk tablet pemurni air untuk mencegah timbulnya wabah penyakit berbahaya seperti kolera dan tifoid. Air yang tercemar dan genangan air sering menjadi tempat perkembangbiakan penyakit yang berpeluang tinggi menyebabkan kematian seperti kolera dan diare, setelah terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
"Kami hanya bisa berharap hujan dan banjir cepat surut, jadi keadaan darurat ini tidak sampai berubah menjadi malapetaka yang lebih besar," kata Taal, menggemakan kekhawatiran dari beberapa lembaga bantuan akan adanya kemungkinan turunnya hujan yang semakin lebat dalam beberapa hari mendatang.
Negara berpenduduk 6 juta orang ini adalah salah satu yang termiskin di dunia dan pernah dilanda wabah Ebola pada 2014-2016. Wabah tersebut telah menewaskan sekitar 4.000 orang, di negara bekas jajahan Inggris itu.
(Rifa Nadia Nurfuadah)