BARCELONA – Otoritas Spanyol disinyalir tengah melakukan peninjauan kembali respons Kepolisian Catalunya saat serangan teror Barcelona terjadi. Pasalnya, muncul laporan yang menyebut Kepolisian Catalunya kehilangan kesempatannya untuk mengungkap rencana serangan tersebut akibat kesalahan proseduran dan kurangnya komunikasi.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (23/8/2017) sumber dari kepolisian yang ikut dalam peninjauan tersebut mengatakan bahwa kesalahan dan miskomunikasi berpusat di kasus ledakan besar pada 16 Agustus 2017. Diduga yang dimaksud di sini adalah ledakan di Alcanar.
Miskomunikasi ini berfokus terhadap rentan waktu selama beberapa jam ketika ledakan itu terjadi dan Kepolisian Catalunya sama sekali tidak memiliki kecurigaan ini ada hubungannya dengan serangan teroris. Benang merah itu justru baru dihubungkan ketika salah satu anggota jaringan teroris tersebut mengendarai mobil van dan menabrak kerumunan orang di Barcelona hingga menyebabkan 13 orang kehilangan nyawanya.
Sumber yang menolak disebutkan namanya itu juga menegaskan bahwa kesalahan juga terlihat dari Kepolisian Catalunya karena mereka membutuhkan waktu 10 jam untuk mengirimkan ahli bom ke TKP sehingga menghambat pengungkapan jaringan teroris tersebut.
Sumber lainnya yang ikut dalam penyelidikan tersebut mengklaim bahwa sebagai bagian dari penyelidikan tersebut, polisi akan melihat apakah terdapat adanya kekurangan koordinasi serta pembagian informasi. Kekurangan ini akan dihubungkan terhadap keterlambatan dalam menemukan benang merah antara ledakan tersebut serta gerakan militan.