YANGON – Pemerintah Myanmar menutup semua akses bantuan dari semua badan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan pasokan makanan, air, dan obat-obatan kepada ribuan warga Rohingya. Mereka juga terpaksa menghentikan distribusi ke negara bagian Rakhine Utara setelah kelompok gerilyawan menyerang pasukan pemerintah pada Kamis 24 Agustus dan dibalas oleh tentara dengan membunuh ratusan orang. Akibat insiden itu, ribuan orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar.
BACA JUGA: Sadis! Hampir 400 Gerilyawan Rohingya Tewas Akibat Serangan Tentara Myanmar
Kantor Koordinator Residen PBB di Myanmar mengatakan bahwa pemasokan ditunda karena situasi keamanan dan larangan kunjungan dari Pemerintah Myanmar.
“Mereka melarang kami untuk memberikan bantuan. Pihak berwenang tidak memberikan izin kepada kami untuk beroperasi,” ungkap salah satu pihak PBB di Myanmar, dikutip dari The Guardian, Senin (4/9/2017).
"PBB dekat dengan pihak berwenang dan memastikan bahwa operasi kemanusiaan dapat dilanjutkan sesegera mungkin," tambahnya.
Dalam kekerasan paling mematikan selama beberapa dekade di wilayah tersebut, kelompok militer dianggap melakukan kekejaman terhadap kaum minoritas Muslim Rohingya yaitu melakukan penganiayaan hingga pembantaian. Puluhan ribu etnis Rohingnya meninggalkan desa-desa mereka yang terbakar dan menuju Bangladesh.
BACA JUGA: Kronologi Kekerasan di Rakhine Pemicu Eksodus Muslim Rohingya