JAKARTA – Staf Khusus Presiden Bidang Papua Lenis Kogoya diterima Menko Polhukam Wiranto untuk membicarakan sejumlah isu keamanan terkini di tanah mutiara hitam itu. Salah satu yang dilaporkan Lenis yakni soal keamanan pasca-Pilkada Kabupaten Intan Jaya yang ricuh, meski sudah diputus di Mahkamah Konstitusi (MK) minggu lalu.
"Tadi (bicara) soal keamanan Papua. Saya staf perlu masukan supaya tidak ada perbedaan antara Jawa dan Papua," kata Lenis di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (4/9/2017).
(Baca Juga: MK Putuskan Sengketa Pilkada Intan Jaya, Kapolda Imbau Warga Tak Anarkis)
Lenis mengatakan belum mendapat laporan situasi keamanan terkini di Intan Jaya pasca keputusan MK minggu lalu memenangkan pasangan nomor urut 3 Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw.
Ia menjelaskan, tak mudah untuk mengurai permasalahan yang terjadi di Intan Jaya tersebut. Sebab, kasus semacam ini baru pertama kali terjadi, yakni ketika calon yang dimenangkan KPU akhirnya tidak menjabat bupati dan wakil bupati.
"Di Intan Jaya itu memang agak susah ya, wilayahnya. Karakternya, jadi mereka merasa bahwa 'ah, kami sudah menang', begitu. 'Kami sudah menang'.Tiba-tiba, suara dari mana masuk?'. Itu yang mereka berontak. Tapi, saya kan belum tahu ada persoalannya di mana, belum ada laporan masuk," ujar dia.
(Baca Juga: Tok! Sengketa Pilkada Intan Jaya, MK Menangkan Paslon Nomor 3)
Sebelumnya diketahui, konflik pasca Pilkada di Kabupaten Intan Jaya terjadi diduga karena terjadi rekayasa oleh KPU atas hasil perhitungan suara. Rapat pleno rekapitulasi KPU Provinsi Papua, Sabtu 22 April 2017 menempatkan pasangan nomor urut 2 Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme sebagai pemenang, dengan perolehan 33.958 suara.
Tiga pasangan lain, nomor urut 1 Bartolomius Mirip dan Deny Miagoni, memperoleh 8.636 suara, nomor urut 3 memperoleh 31.476 suara, serta nomor urut 4 Thobias Zonggonau dan Hermaus Miagoni memperoleh 1.928 suara.
Pasangan nomor urut 3 menduga terjadi rekayasa oleh KPU Kabupaten Intan Jaya atas hasil penghitungan suara tersebut. Surat Pembatalan Keputusan KPU Intan Jaya menunjukkan perubahan hasil penghitungan suara pada salah satu pasangan calon.
Sebelum penetapan pembatalan surat keputusan, pasangan tersebut memperoleh suara sebanyak 34.720. Namun setelah adanya surat keputusan penetapan hasil rekapitulasi selanjutnya, jumlah suara pasangan Natalis-Yann berkurang menjadi 31.476. Sementara jumlah suara ketiga pasangan lain tetap, masing-masing Bartolomius-Deny 8.636 suara, Yulius-Yunus 33.958 suara, dan Thobias-Hermaus 1.928 suara. MK memerintahkan pemungutan suara ulang (PSU) di tujuh TPS pada 11 Juli 2017. Akumulasi suara kemudian menunjukkan pasangan nomor urut 3 menjadi pemenang Pilkada Intan Jaya.
Namun begitu, Lenis berpesan, dalam membaca konflik Papua harus menggunakan pendekatan kekeluargaan. Jika penanganannya tak tepat dan aparat bertindak represif, konflik justru tak akan membaik.
"Harus dengan hati, jangan hanya pikiran dan badan, tenaga tapi mulai dari hati. Kalau berangkat dari hati akan ada kasih," ujar dia.
(Erha Aprili Ramadhoni)