JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas menilai konflik antara Myanmar dengan etnis Rohingya yang berujung pada aksi kekerasan tidak murni sebagai konflik antar agama atau etnis.
"Yang pasti hampir tidak terjadi faktor tunggal dalam tiap konflik yang menimbulkan kekerasan massal. Pasti ada berbagai kepentingan yang berkelindan," kata Robikin saat berbincang dengan Okezone, Selasa (5/9/2017).
Menurutnya, konflik yang menyebabkan ribuan warga etnis Rohingya terusir dari negara bagian Rakhine semakin mengganas bila di bumbui dengan isu SARA.
[Baca Juga: Soal Kekerasan Rohingya, Jokowi: Perlu Aksi Nyata, Bukan Hanya Kecaman!]
"Kami melihat bahwa (kasus Myanmar) tak terlepas dari faktor-faktor yang tadi, dan sangat mungkin di balik konflik itu ada kepentingan ekonomi dan politik," terang Robikin.