Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi pemerintah China, CCTV pada 2012, Ri mengatakan, dirinya ingin membantu melatih penerus, generasi baru penyiar di Korut. Dia menilai, sosok yang lebih muda akan lebih cocok untuk pemirsa televisi saat ini.
Ri juga mengatakan, dia hanya menunjukkan sisi lembutnya kepada rakyat Korut.
“Saat kami membacakan berita untuk rakyat DPRK, Anda tidak boleh berteriak, tetapi berbicara dengan lembut kepada pemirsa,” ujarnya.
Di negara lain, sosok Ri atau yang juga dikenal dengan julukan ‘pink lady’ dikenal umum karena ketegangan yang terjadi terkait program persenjataan Korut.
“Saya tahu jika sesuatu terjadi dia akan berbicara,” kata Sakota Masashi, seorang warga di Tokyo, Jepang.
(Rahman Asmardika)