(Baca Juga: Lihat Lebih Dekat, Kehidupan Pengungsi Rohingya yang Tinggal di Medan)
“Stok makanan kami hanya untuk 1,5 bulan perjalanan. Jadi kami berhemat. Bahkan minum saja satu hari hanya sebanyak setengah gelas,” ujarnya.
Krisis kemanusiaan yang menimpa Rohingya membuat ketakutan dan trauma bagi Rohingya, sehingga dalam benak Masud dan teman-temannya saat itu hanya berusaha kabur dari Myanmar.
Bahkan, saat berlayar ke laut, para Rohingya tidak tahu ke mana tujuan mereka. Hanya arus dan angin laut yang membawa mereka ke daratan asing.
“Saat itu, kami tidak tahu mau ke mana. Kami hanya berusaha kabur saja. Allah yang membawa kami ke Indonesia. Di sini kami terselamatkan,” pungkas Masud.
(Erha Aprili Ramadhoni)