Negara yang dulu bernama Burma itu tengah menghadapi kecaman dari dunia internasional atas kekerasan dan aksi pilih kasih di Rakhine. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson yang berada di London, Inggris, mengatakan bahwa demokrasi di Myanmar saat ini tengah menghadapi momen krusial.
“Saya pikir sangat penting agar komunitas internasional berbicara untuk mendukung apa yang semua tahu harapannya adalah untuk memperlakukan orang dengan setara tanpa memandang etnis mereka. Kekerasan ini harus berhenti,” ujar Rex Tillerson
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan, etnis Rohingya saat ini menghadapi situasi kemanusiaan yang mengerikan. Pria asal Portugal itu menambahkan, serangan ke desa-desa di Rakhine sangat tidak bisa diterima. Dewan Keamanan PBB sendiri sudah mendesak dilakukan langkah darurat untuk mengakhiri kekerasan tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)