Mantap! Militer Filipina Berhasil Rebut Markas Militan di Marawi

Emirald Julio, Jurnalis
Minggu 17 September 2017 20:02 WIB
Foto operasi militer Filipina di Kota Marawi (Foto: Reuters)
Share :

MARAWI – Militer Filipina mengklaim pada Minggu 17 September 2017 bahwa mereka berhasil merebut markas militan radikal di Kota Marawi. Dengan perebutan ini maka Militer Filipina semakin dekat dengan tujuan akhir mereka yaitu untuk membebaskan Kota Marawi.

Militer Filipina yang dibantu sejumlah negara terus menggempur anggota militan radikal yang telah menduduki Kota Marawi selama hampir empat bulan. Konflik ini juga menyita perhatian sejumlah negara, seperti Indonesia dan Malaysia, karena terdapat kekhawatiran bahwa para militan di Marawi berniat membangun basis ISIS di Asia Tenggara.

Banyak di antara anggota militan radikal yang menjadikan masjid-masjid di Marawi sebagai lokasi persembunyian mereka. Sebagaimana dikutip dari AFP, Minggu (17/9/2017) militer Filipina sebut bahwa mereka berhasil merebut markas militan Marawi usai baku tembak yang dimulai pada Sabtu 16 September 2017.

BACA JUGA: Tegas! Duterte Tolak Mentah-Mentah Tawaran Negosiasi Militan di Marawi

BACA JUGA: Mantap! Militer Filipina Klaim Pimpinan Militan di Marawi Tewas

“Ini merupakan keuntungan besar militer dalam melemahkan kelompok teroris dengan cara membuat mereka meninggalkan pusat kendali dan komandonya,” ujar pejabat militer Filipina, Jenderal Eduardo Ano, melalui pernyataannya.

Ia menegaskan, operasi militer di Marawi masih terus berlanjut dengan para anggota militan radikal yang dipukul mundur dari posisi mereka. Ano menambahkan, walau para militan akan melawan balik, militer Filipina sudah siap demi membebaskan Kota Marawi.

BACA JUGA: Ditangkap Polisi karena Ingin Gabung Militan Marawi, Pria Singapura Sempat Coba Pergi ke Suriah

BACA JUGA: Salut! Tembak Kelompok Militan, Presiden Duterte: Saya Siap Mati bagi Filipina

AFP mewartakan, ratusan anggota militan radikal nekat pergi ke Kota Marawi pada 23 Mei 2017 demi bergabung dengan kelompok Maute dan Abu Sayyaf dalam mengibarkan bendera ISIS di sana. Hal ini tentu saja mendapatkan respon perlawanan dari Pemerintah Filipina serta sejumlah negara lainnya.

Semenjak konflik itu pecah beberapa bulan yang lalu, lebih dari 800 orang tewas. Selain menyebabkan banyaknya korban jiwa yang jatuh, serangan militan radikan l di Marawi juga memicu ribuan orang terpaksa mengungsi. Presiden Rodrigo Duterte pun menerapkan darurat militer di wilayah Mindanao dan mengerahkan ratusan tentara Filipina ke sana demi segera mengakhiri serangan tersebut.

(Emirald Julio)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya