ERBIL - Jumlah pemilih untuk referendum kemerdekaan kontroversial di Irak utara, Referendum Kurdi, dilaporkan telah mencapai 72%. Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Wilayah Otonomi Regional Kurdistan (KRG), Shirwan Zirar.
Zirar mengatakan, lebih dari 3 juta orang telah memberikan suara mereka, terhitung 72% dari pemilih yang memenuhi syarat. Zirar juga mengatakan bahwa diperkirakan hasil akhir akan diketahui dalam 3 hari.
Menurut laporan Middle East Monitor, Selasa (26/9/2017), referendum berlangsung pada Senin 25 September di daerah yang dikuasai Kurdi di Irak Utara, termasuk daerah yang diperebutkan antara Erbil dan Baghdad.
Selain itu, referendum yang diboikot oleh Turkmenistan dan Negara Arab tersebut juga digelar di provinsi Erbil, Dohuk, dan Sulaymaniyah, provinsi yang diperebutkan di Kirkuk, distrik Tuz Khurmatu di provinsi Saladin, dan distrik Khanaqin di Provinsi Diyala.
BACA JUGA: Iran, Irak, dan Turki Memanas Jelang Referendum Kemerdekaan Suku Kurdi
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki akan mengambil langkah-langkah politik, ekonomi, komersial, dan keamanan terhadap Kurdi. Pemerintah pusat Irak juga telah mengancam untuk melakukan intervensi secara militer jika suara tersebut mengakibatkan perpecahan.
Pemimpin Kurdi, Masoud Barzani, mengatakan bahwa jika suara ‘ya’ nanti dominan, tidak akan menghasilkan deklarasi kemerdekaan secara otomatis namun hanya akan mengarah pada perundingan lebih lanjut dengan Baghdad.