BACA JUGA: PBB: Dunia Harus Membantu Pengungsi Rohingya yang Trauma dan Dalam Kondisi Sulit!
Nyatanya, kedatangan pengungsi baru sejak 25 Agustus kian membebani sejumlah kamp yang ada. Sebelum gelombang eksodus tersebut, kamp-kamp itu sudah menampung 300 ribu muslim Rohingya yang melarikan diri dari kerusuhan di Myanmar.
Saat ini para pengungsi di kamp-kamp tersebut menghadapi kelangkaan makanan dan obat-obatan. Di saat yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan lonjakan risiko penyakit kolera akibat buruknya sanitasi.
Hossain menjelaskan, meski membuka sedikit akses ke kamp pengungsi Rohingya, sejumlah kelompok bantuan masih hanya diizinkan untuk bekerja selama dua bulan di kamp sekitar kota perbatasan Cox’s Bazar. Kelompok-kelompok itu juga harus fokus menyediakan layanan kesehatan, fasilitas sanitasi dan tempat perlindungan bagi pengungsi Rohingya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)