ERBIL – Kebahagiaan tidak henti-hentinya menghampiri Wilayah Otonomi Regional Kurdistan sejak akhir pekan lalu. Warga Kurdistan Irak bersorak-sorai menantikan referendum kemerdekaan yang digelar pada Senin 25 September untuk menentukan nasib mereka ke depannya.
BACA JUGA: Kurdistan Irak Umumkan Rencana Menggelar Referendum Kemerdekaan
Diwartakan The Guardian, Kamis (28/9/2017), hasil referendum kian menguatkan kebahagiaan tersebut. Mereka yang menghendaki untuk merdeka meraih kemenangan telak. Lebih dari 92% pemilih di Kurdistan Irak menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan.
Menurut laporan BBC, suara mutlak itu diperoleh dari total 3,3 juta pemilih baik yang berlatar belakang suku Kurdi maupun non-Kurdi. Sebanyak 2.861.000 pemilih menyatakan ‘ya’ untuk kemerdekaan dan hanya 224.000 yang menyatakan ‘tidak’.
BACA JUGA: Waduh! Meski Ditentang, Jumlah Pemilih untuk Referendum Kemerdekaan Kurdi Capai 72%
Pejabat Pemerintah Wilayah Otonomi Regional Kurdistan (KRG) mengatakan, hasil tersebut berarti rakyat memberikan mandate agar segera memulai negosiasi pemisahan diri dari Pemerintah Pusat Irak dan sejumlah negara tetangga.
Hasil referendum tersebut diumumkan setelah parlemen Irak memberikan mandat bagi Perdana Menteri (PM) Haider al Abadi untuk mengirim tentara ke area-area yang terjadi sengketa wilayah antara suku Arab dengan Kurdi. Abadi sendiri bersikeras tidak akan mau berdialog mengenai hasil referendum yang disebutnya inkonstitusional tersebut dengan para pejabat KRG.