JAKARTA - Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), setelah melihat pergerakan awan hujan, puncak musim penghujan diprediksi mulai Desember hingga Februari 2018. Sejak Oktober hingga November mendatang hujan perlahan akan terus meninggi hingga memasuki masa puncaknya sampai tahun depan.
Mendekati datangnya musim penghujan disejumlah daerah khususnya di DKI Jakarta, seringkali menimbulkan pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi yang hingga kini terus menjadi warisan yakni Banjir.
Fenomena bajir kiriman, maupun musiman, adalah potret buram Jakarta yang hingga kini terus menghantui. Dalam perjalanannya tercatat sudah beberapa kali Jakarta terendam.
Berikut banjir terparah yang pernah melanda Jakarta yang dirangkum dari berbagai sumber:
1872
Fenomena bajir di Jakarta bukan hal yang baru, sebagian orang mungkin tak mengira kalau bencana bancir sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Beberapa tahun setelah Belanda mendarat, pemerintahan kolonial sudah merasakan rumitnya menangani banjir di Batavia. Banjir besar pertama kali mereka rasakan di tahun 1621, diikuti tahun 1654 dan 1876.
Banjir besar gara-gara hujan turun dengan curah 286 milimeter, menyebabkan Ciliwung meluap, pintu air di depan lokasi yang sekarang menjadi masjid Istiqlal jebol. Kota Tua terendam, mulai dari kawasan Harmoni.
1918