SURABAYA – Perhelatan Pilgub Jatim sudah berada di depan mata. Sejumlah partai politik (parpol) telah menentukan sikap mengusung salah satu kandidat untuk bertarung dalam perebutan kursi Gubernur-Wakil Gubernur Jatim.
Hal itu seperti PDIP-PKB telah mengumumkan akan mengusung pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Abdullah Azwar Anas. Sementara Golkar, Nasdem, dan Hanura melabuhkan pilihannya pada Khofifah Indar Parawansa sebagai bacagub.
Namun, hal tersebut belum dilakukan Gerindra. Partai pimpinan Prabowo Subianto ini belum mengumumkan siapa kandidat yang didukung dalam Pilgub Jatim. Hingga kini Gerindra masih menggodok sedikitnya enam nama.
“PDIP dan PKB jelas sudah berkoalisi untuk Pilgub Jatim dengan mengusung pasangan GI dan AAA. Mereka sangat pede, kursi Gubernur dan Wagub Jatim seolah sudah di depan mata,” terang Wakil Ketua Umum DPD Gerindra Jatim, Hendro Tri Subiyantoro, Senin (23/10/2017).
Pasangan PDIP-PKB itu dinilai sempurna, yakni nasionalis-Religius (NU). Di atas kertas tidak ada yang sanggup mengalahkan. Kepedean ini bisa jadi mengalahkan tingkat kepercayaan diri mereka ketika mengusung Ahok-Djarot dalam Pilgub DKI.
Semua survei mengunggulkan mereka (GI-AAA), didukung partai pemilik kursi terbanyak (PKB 20 - PDIP 19). Ibarat tangan, semua jari sudah membuka, tinggal dalam satu tarikan, Jatim sudah dalam genggaman Muhaimin dan Megawati.
“Semudah itu kah? Mari kita lihat suasana hiruk pikuk yang ada di luar sana. Foto-foto Bunda Khofifah yang mulai banyak bertebaran di jalanan. Ada nama Khofifah yang kian bersinar, apalagi setelah Golkar, Hanura, dan Nasdem memastikan mengusungnya sebagai calon Gubernur Jatim,” paparnya.
(Baca Juga: Sambangi Ponpes di Sampang, La Nyalla Dapat Dukungan dari Tokoh Masyarakat Maju Pilgub Jatim)
Saat ini tinggal menunggu siapa pasangan Khofifah yang akan dipilih tim 9. Sementara Gus Ipul berbekal dukungan surat yang ditandatangani 21 ulama pimpinan pondok pesantren, berhasil mengkudeta tahapan pilgub di internal PKB.
Gus Ipul berhasil mengkudeta Halim Iskandar, kakak kandung Cak Imin yang sejak awal digadang oleh PKB. Romansa penyelenggaraan muktamar NU di Jombang 2015, dua tahun lalu, kini menyeruak ke publik.
Tampilnya 21 kiai pendukung Gus Ipul merepresentasikan ulama pendukung hasil muktamar NU di Jombang, dan Tim 9 yang dibentuk oleh Khofifah berisi para kiai yang menolak hasil muktamar NU Jombang.
(Baca Juga: Berburu Kandidat, Gerindra Masih Godok 6 Nama untuk Diusung di Pilgub Jatim 2018)
Aroma persaingan dari dua kubu dalam muktamar NU tidak terhindarkan, kembali muncul dalam persaingan merebut kursi gubernur Jatim. Boleh saja, Megawati dan PDIP memilih mengusung Gus Ipul - Anas. Tetapi itu belum cukup membuat sang presiden percaya diri.
“Karena itu untuk bisa merangkul pendukungnya di Jatim, Jokowi tetap memasang Khofifah. Khofifah ini figur yang baik, tanpa cacat dan memiliki kinerja yang bagus, serta loyal. Karena itu senang dengan sosok Khofifah ini,” paparnya.
Pertarungan dua kubu pendukung Jokowi ini tak terhindarkan lagi dalam Pilgub Jatim. Perlu digarisbawahi tebal Jokowi dinilai main dua kaki dalam Pilgub jatim. Kesimpulan sementara pertama akan ada pertarungan sengit di internal NU. Kedua terjadi pertarungan sengit antar pendukung Jokowi di Jatim.
Pasangan Jokowi-Kalla di Jatim meraih 11.669.313 suara (53,17%) dari total suara sah 21.946.401. Sementara pesaingnya Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih 10.277.088 suara atau 46,83 persen. Analisa berdasarkan kesimpulan sementara di atas.
“Suara Jokowi -Kalla yang 53,17 persen akan terbelah menjadi dua, sebagian lari ke GI dan sebagian lagi ke Khofifah. Kedua suara pemilih ideologis PDIP tidak akan memilih GI-AAA. Mereka akan semburat, mencari figur yang secara ideologis bisa membawa aspirasinya. Jumlah mereka cukup besar di PDIP,” ucapnya.
Secara matematika politik, satu suara Prabowo - Hatta akan melawan suara pendukung Jokowi yang terpecah menjadi dua. Nah sekarang tinggal pintar-pintarnya Prabowo Subianto, memilih figur yang bisa mempersatukan pemilihnya di Jatim.
“Tangan dingin dan kepiawaian sosok mantan Danjen Kopasus ini akan diuji kembali dalam pilkada Jatim. Salah memilih figur, maka akan menjadi jalan terjal dan curam dalam Pilpres 2019 mendatang,” tandasnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)