Pelayat Rela Menginap di Tenda dan Hujan-hujanan demi Kremasi Raja Bhumibol

BANGKOK – Kecintaan warga Thailand bagi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej tidak perlu diragukan lagi. Raja yang bergelar Rama IX itu dianggap sebagai Bapak Bangsa oleh warga Thailand karena sering menjadi simbol pemersatu.

BACA JUGA: Lokasi Kremasi Sudah Siap, Thailand akan Banjir Air Mata Melepas Raja Bhumibol

Kuatnya cinta terhadap Raja Bhumibol dibuktikan dengan ribuan orang yang rela berkemah di tenda-tenda sementara demi menghadiri prosesi pemakaman. Guyuran hujan lebat pun tidak mampu menghalangi besarnya keinginan para pelayat untuk berpisah dengan sang raja.

“Saya mulai berangkat ke sini dua hari yang lalu sehingga saya bisa menjadi orang pertama yang mendapatkan tempat terbaik,” ucap seorang perempuan berusia 72 tahun dari wilayah utara Thailand, melansir dari BBC, Rabu (25/10/2017).

Prosesi pemakaman hingga kremasi Raja Bhumibol Adulyadej yang mangkat pada usia 88 tahun diperkirakan akan dihadiri sedikitnya 250 ribu orang. Ibu Kota Bangkok sudah pasti akan padat oleh lautan manusia yang dibuktikan dengan habisnya tempat penginapan selama proses tersebut.

BACA JUGA: Fantastis! Kremasi Raja Bhumibol Thailand Habiskan Biaya Rp1,2 Triliun

BACA JUGA: Wow! Hotel-Hotel di Bangkok Full-Booked Jelang Kremasi Raja Bhumibol 

Pada Rabu (25/10/2017), prosesi dimulai dengan sebuah upacara di Istana Kerajaan (Grand Palace). Kremasi sendiri akan dilaksanakan pada Kamis 26 Oktober di mana Raja Maha Vajiralongkorn, putra mendiang Raja Bhumibol, akan menyalakan api.

Abu jenazah Raja Bhumibol Adulyadej akan dikumpulkan dan dipindahkan kembali ke Istana Kerajaan pada Jumat 27 Oktober. Upacara juga akan terus berlangsung hingga dua hari ke depan. Anggota kerajaan dan tamu kehormatan yang berasal dari 40 negara akan hadir selama prosesi tersebut.

BACA JUGA: Lokasi Kremasi Seperti Surga, Raja Thailand Diyakini akan Hidup Kembali di Atas Gunung Emas

Para pengrajin bekerja keras selama 10 bulan di kawasan kuno Bangkok untuk membangun lokasi kremasi. Situs tersebut dibangun dengan cukup rumit, seusai dengan penglihatan tentang surga, di mana orang Thailand percaya bahwa anggota kerajaan yang meninggal akan hidup kembali di Gunung Meru, sebuah gunung emas dalam mitologi Hindu.

(Wikanto Arungbudoyo)