“Kami menolak mentah-mentah sindiran terus-menerus dalam pernyataan mereka.Itu jelas mencerminkan ketidakpahaman mereka terhadap sejarah situasi saat ini dan perkembangan progresif di Indonesia, termasuk di Provinsi Papua dan Papua Barat, serta manuver politik yang tidak bersahabat dan retoris.Pernyataan bernuansa politik mereka itu dirancang untuk mendukung kelompok-kelompok separatis di provinsi-provinsi tersebut, yang konsisten mengganggu ketertiban umum dan melakukan serangan teroris bersenjata terhadap masyarakat sipil dan aparat keamanan.Pernyataan negara-negara itu benar-benar melanggar tujuan piagam HAM PBB dan melanggar prinsip hukum internasional tentang relasi persahabatan antarnegara serta kedaulatan dan integritas teritori suatu negara,” ungkap Nara dengan tegasnya.
Baca Juga: Perjalanan Nara Rakhmatia hingga Jadi Diplomat Muda Membanggakan di Sidang PBB
Nara juga menyampaikan bahwa Indonesia jauh lebih baik soal penegakan HAM dibanding enam negara yang coba memecahbelahkan Indonesia dengan cara mendesak Papua Barat untuk memerdakan diri tersebut.
“Sebagai kesimpulan, Tuan Presiden, ada pepatah di kawasan Asia Pasifik yang mengatakan ‘Ketika seseorang menunjukkan jari telunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri’. Terima kasih,"ungkap Nara, yang secara tidak langsung juga menyindir keenam kepala negara tersebut.
Baca Juga: Pengamat Hukum Internasional Komentari Diplomat Cantik RI Nara Rakhmatia di PBB
Sikap Nara Rakhmatia tersebut merupakan sikap yang secara tidak langsung menerapkan yang ada pada Sumpah Pemuda. Nara mencintai Tanah Air-nya dengan membela Indonesia secara keras, tidak peduli ia adalah diplomat junior atau senior, berbicara dengan pemimpin negara lain sekali pun, ia berani dan tak gentar membela Indonesia.
(Rufki Ade Vinanda)