Keberanian Nara Rakhmatia Melawan 6 Negara saat Sidang Majelis PBB
Pada saat Nara menghadiri Sidang Majelis PBB yang diselenggarakan pada 12-13 September 2016, sebenarnya ia hanya bertugas membacakan hak jawab dari Indonesia. Dia membacakan protes keras Indonesia atas tudingan pelanggaran HAM oleh enam negara di Kepulauan Pasifik yaitu Kepulauan Solomon, Vanuatu, Nauru, Kepulauan Marshall, Tuvalu, dan Tonga.
Dalam Sidang Majelis PBBke-71 tersebut, keenam pemimpin negara Kepulauan Pasifik tersebut mendesak respons PBB terhadap keadaan di Papua. Para pemimpin negara tersebut menyatakan bahwa mereka khawatir akan keadaan dan pelanggaran HAM yang terus terjadi di Papua Barat. Keenam negara tersebut juga menyerukan agar Papua Barat segera dibebaskan dan dapat menentukan nasibnya sendiri.
Baca Juga: Ini Pidato Diplomat Cantik Nara Rakhmatia yang Menampar 6 Pemimpin Dunia
"Pelanggaran hak asasi manusia di Papua Barat dan mengejar untuk menentukan nasib sendiri bagi Papua Barat adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Banyak laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia di Papua Barat yang menekankan penguatan hak untuk menentukan nasib sendiri, yang menghasilkan pelanggaran HAM langsung oleh Indonesia dalam upaya untuk meredakan segala bentuk oposisi," kata Perdana Menteri Solomon Island, Manasye Sogavare.
Tak hanya PM Sogavare, Presiden Marshall Island, Hilda Heine, mendesak Dewan HAM PBB untuk melakukan penyelidikan yang kredibel atas pelanggaran di Papua Barat. Alih-alih diam dengan tuduhan tersebut, Nara yang notabenenya adalah Diplomat Junior, tanpa ragu atau minder membalas pernyataan para pemimpin negara itu. Ia membalasnya dengan sebuah pidato berdurasi 5 menit.