MANAMA – Pemerintah Bahrain telah memerintahkan warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah ketegangan yang memuncak antara kekuatan Sunni dan Syiah yang hampir membuat pemerintahan negara itu ambruk. Perintah dari Kementerian Luar Negeri Bahrain itu juga mencerminkan kekhawatiran mendalam akan kestabilan situasi di Lebanon menyusul pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Said Hariri yang mengejutkan.
BACA JUGA: Terungkap! PM Lebanon Dapat Informasi Rencana Pembunuhannya Sebelum Mengundurkan Diri
Diwartakan Telegraph, Senin (6/11/2017), selain mengumumkan perintah untuk meninggalkan Lebanon, Manama juga memberlakukan pelarangan bepergian bagi warganya ke Lebanon. Situasi ini menandakan seriusnya eskalasi konfrontasi antara Arab Saudi dan Iran yang berseteru dalam bidang militer dan politik di berbagai negara di kawasan Timur Tengah, termasuk di Lebanon.
Seperti diberitakan sebelumnya, PM Hariri mengumumkan pengunduran dirinya di tengah kunjungannya ke Arab Saudi akhir pekan lalu. Hariri mengklaim nyawanya terancam dan dia harus melarikan diri dari rencana pembunuhan yang didalangi Iran di Lebanon.
Dia menuduh Iran mencampuri politik Lebanon dan menjadikan negara tersebut "sebagai sandera". Hariri mengatakan bahwa atmosfer di Lebanon saat ini serupa dengan 2005, ketika ayahnya, mantan perdana menteri Rafik Hariri, terbunuh dalam sebuah pengeboman mobil.