Sementara itu, Koordinator Divisi Pencegahan dan Sosialisasi Bawaslu RI Mochammad Afifuddin mengatakan bahwa tiga provinsi yang dikategorikan tinggi nilai kerawanannya ialah Papua, Kalimantan Barat dan Maluku.
“Provinsi Papua berdasarkan skor memiliki indeks 3,41. Skor indeks untuk Provinsi Maluku ialah 3,25; Sementara skor indeks Kalimantan Barat 3,04. Skor ini mencakup tiga dimensi yaitu penyelenggaraan, kontestasi, dan partisipasi,” kata Afif.
Afif menjelaskan, kerawanan tinggi pada Pemilihan Gubernur Papua ditentukan oleh dimensi partisipasi. Di mana hal itu disebabkan partisipasi pemantau pemilu dan perlindungan terhadap hak pilih yang minim. Lalu kerawanan tinggi Pilgub Maluku ditentukan dimensi penyelenggaraan, terutama berkaitan dengan integritas dan profesionalitas penyelenggara. Sementera penyebab kerawanan di Pilgub Kalbar berada dimensi kontestasi.
“Kerawanan tinggi pada Pilgub Kalimantan Barat ada pada dimensi kontestasi, di antaranya disebabkan oleh maraknya politik identitas, penggunaan isu SARA, dan politisasi birokrasi,” paparnya.
Di Bengkulu, Bawaslu Provinsi Bengkulu mengajak pelajar terlibat dalam mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2018 yang tahapannya sudah dimulai sejak Oktober 2017.
Ketua Bawaslu Bengkulu Parsadaan Harahap menyebutkan, pihaknya telah menggelar sosialisasi pilkada pada segmen pelajar yang terlibat aktif dalam kegiatan pramuka.