JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai peluang Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar untuk berpasangan dalam Pilgub Jawa Barat 2018 sangat besar. Namun demikian, harus ada yang mengalah di antara mereka untuk merelakan kursi sebagai calon gubernurnya.
"Peluangnya besar mereka untuk bersanding. Rasionalisasinya harus ada yang mengalah. Artinya harus ada yang mengalah jadi wakil gubernur," kata Ujang kepada Okezone, Selasa (2/1/2018).
Ujang menuturkan, saat ini prosesi 'penyatuan' pasangan yang dikenal dengan sebutan Duo DM masih terus digodok. Bila melihat kecenderungannya, peluang keterpilihan pasangan ini dinilai cukup besar. "Semua tentu lagi on process. Dan secara politik pun peluang menangnya besar," jelasnya.
(Baca Juga: Menakar Potensi Duo DM Memimpin Jawa Barat)
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menambahkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bisa saja berpeluang bergabung mengusung pasangan Duo DM. "Bisa saja PKB bergabung (usung Duo DM), jika PKB tidak ada titik temu dengan Ridwan Kamil," ujar dia.
Seperti dikethui, hubungan Demiz dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sempat 'memanas.' Hal itu terlihat dari adanya adu argumentasi antara Demiz dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid di media sosial Twitter.
(Baca Juga: Plus Minus Duet Sudrajat-Syaikhu di Pilgub Jabar 2018)
Di jejaring sosial itu HNW tampak mengunggah kontrak politik antara Demiz dan Demokrat yang intinya menyatakan kesiapan Demiz mendukung calon presiden yang diusung Demokrat pada Pilpres 2019 mendatang. Demiz pun mempertanyakan apa yang salah dari kontrak tersebut.
Menurut Ujang, Demiz menerima pilihan yang pahit pasca ditinggal PKS yang lebih memilih pasangan Sudrajat-Syaikhu. Karena itu kontrak politik antara Demiz dan Demokrat wajar terjadi.
(Baca Juga: Ridwan Kamil dan Persoalan Pelik Penentuan Cawagub di Pilgub Jabar)
"Risiko politik harus diambil oleh Demiz. Pilihan yang palit ditinggal oleh PKS. Tapi hal yang wajar jika Demokrat mendukung Demiz dan terjadi kontrak politik untuk mendukung capres yang diusung Demokrat di 2019," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)