Kisah Nicolaus Copernicus, Bapak Astronomi Modern

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Selasa 20 Februari 2018 08:01 WIB
Nicolas Copernicus.
Share :

DUNIA astronomi harus berterima kasih kepada Nicolaus Copernicus. Sebab, pria Polandia itu adalah ilmuwan Benua Eropa pertama yang mengatakan bahwa bumi dan planet-planet lain mengitari Matahari, bukan sebaliknya seperti pendapat umum saat itu.

Nicolaus Copernicus lahir di Torun, kota kecil dekat Sungai Vistula, pada 19 Februari 1473, di sebuah keluarga saudagar yang cukup ternama. Setelah ayahnya meninggal, Copernicus diasuh oleh pamannya yang kelak menjadi seorang uskup.

Sang paman memastikan bocah itu mendapat pendidikan terbaik demi memuluskan langkah dalam bidang keagamaan dengan cara mengikuti hukum kanonik (tata cara Katolik). Copernicus muda belajar seni liberal di University of Krakow, termasuk astronomi dan astrologi. Ia kemudian dikirim ke Italia untuk belajar kedokteran dan hukum.

Saat menempuh pendidikan di University of Bologna, Italia, Copernicus tinggal di rumah milik Domenico Maria de Novara, ahli astronomi terkenal di universitas tersebut. Ia sering membantu Domenico dalam mengamati bintang-bintang demi membuktikan bahwa astrologi dan astronomi adalah dua hal yang berbeda.

Novara adalah orang pertama yang mengritik sistem Ptolemeus, paham yang percaya bahwa bumi adalah pusat tata surya. Copernicus nampaknya terinspirasi dari pemikiran Domenico Maria de Novara.

Sang pemuda kemudian menempuh pendidikan di University of Padua dan pada 1503 menerima gelar doktor dalam hukum kanonik di University of Ferrara. Ia kembali ke Polandia dan menjadi pengurus gereja sekaligus seorang dokter. Di waktu senggangnya, Copernicus mendedikasikan dirinya untuk penelitian ilmiah, termasuk astronomi.

Melansir dari History, Selasa (20/2/2018), reputasinya sebagai ahli astronomi mulai menampakkan hasil ketika pada 1514. Copernicus diajak oleh gereja untuk mendiskusikan perubahan dalam sistem kalender yang dibentuk oleh Julius Caesar sejak zaman Romawi.

Hingga saat itu, orang Eropa masih percaya pada paham yang ditemukan oleh Ptolemy pada abad ke-2 Masehi. Ia menyatakan bahwa bahwa matahari, planet, dan bulan bergerak dalam lingkaran kecil di sekitar lingkaran yang jauh lebih besar yang mengelilingi Bumi. Paham itu diterima oleh Eropa hingga 1.000 tahun ke depan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya