SEMARANG - Santri pondok pesantren (ponpes) terutama hafiz (hafal) Alquran mendapat prioritas dalam perekrutan anggota Polri. Meski memiliki keterbatasan persyaratan, mereka akan mendapat pembekalan dan pelatihan agar memenuhi syarat yang telah ditentukan.
"Kita berkeinginan mencari bibit calon anggota Polri yang berkualitas dan berintegritas, memiliki keimanan dan ketakwaan. Oleh karenanya ponpes-ponpes yang selama ini sudah mendidik santri tingkat SMU itu menjadi sasaran panitia merekrut kemudian melatih khususnya yang sudah memiiki kemampuan hafiz Alquran, kita rekrut," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Minggu (18/3/2018).
Untuk mendapatkan calon anggota polisi yang berkualitas itu, polisi juga melakukan pendekatan ke ponpes-ponpes. Polisi juga menyiapkan serangkaian pelatihan agar santri hafiz Alquran itu memiliki kemampuan sesuai standar yang ditentukan.
"Kalau sudah ada yang hafiz Alquran kita rekrut, syukur bila sudah 30 juz. Setelah itu baru kita latih mereka. Latihan olahraga, kita cek kesehariannya yang kurang kita benahi, misalnya gigi berlubang suruh ditambal. Lari bila sebelumnya belum kuat kita latih, pasti bisa," jelasnya.
Menurutnya, polisi memiliki tugas mulia berupa pelayanan dan pengayoman pada masyarakat. Dia juga menegaskan, perekrutan anggota polisi itu tidak memungut biaya apa pun. Sehingga, masyarakat diimbau tak mudah percaya pada pihak-pihak yang menjanjikan bisa menjadi anggota Polri dengan membayar sejumlah uang.
"Kuota sekira 700-an pria dan wanita. Kita ingatkan lagi bahwa rekrutmen ini tidak dipungut biaya. Jadi kalau masih ada rumor (membayar), laporkan saja segera, jangan percaya jika ada iming-iming bisa masuk polisi dengan bauar uang. Kapolda pun bila punya calon kalau dia enggak bagus ya gagal," tandasnya.
(Mufrod)